Batang - Pohon gaharu bukanlah tanaman yang sulit didapatkan di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Sudah banyak pembudidaya dan penggiat pohon gaharu yang harga jualnya cukup mahal. Mereka mengangangap tanaman gahuru tepat apabila dijadikan investasi masa depan.
Seperti yang dilakukan penggiat gaharu asal Jawa Timur, Dewi Fortuna, yang saat ini membimbing pembudidaya gaharu di Batang, untuk menjadikan tanaman tersebut sebagai investasi masa depan, saat ini tinggal menuai hasilnya.
“Pohon gaharu bisa bermanfaat dalam jangka pendek dan jangka panjang untuk jangka pendek sendiri pohon gaharu bisa digunakan sebagai penghijauan hutan dari penanaman,” katanya saat ditemui di Pekan Raya Batang, Kabupaten Batang, Jumat (2/9).
Hasilnya pohon gaharu bisa diproduksi saat sudah berusia 2,5 tahun seperti daunnya diproses untuk minuman kesehatan.
“Kemudian, bagian ranting pada umur 3 tahun sudah dapat diproduksi dijadikan minyak atsiri dan untuk buah pohon harus berusia 4 tahun dapat diproduksi dijadikan kopi,” jelasnya.
"Jika jangka panjangnya kita mempunyai target 10 tahun pada panen raya tebang tuntas, tapi sebelumya ada dari cabang, kulit, dan ranting bisa diproduksi sebelum panen raya. Jadi jika sudah ditebang tuntas pohon gaharu sudah layak dijual dengan bentuk kayu," jelasnya.
“Penjualan hasil pohon gaharu di Kabupaten Batang sudah cukup kencang. Apalagi di Indonesia ini banyak sekali pondok pesantren yang sangat senang dengan produk dari pohon gaharu seperti teh dan sabunnya,” terangnya.
Maka, lanjut dia, produk pohon gaharu tidak usah berbicara langsung keluar negeri, tetapi di Indonesia sendiri sudah banyak pihak yang menggunakan termasuk ritual-ritual.
“Produknya mulai dari harga Rp25.000 hingga Rp1.000.000 yang paling murah seperti dupa dan teh,” tandasnya.