Pemalang - Sama seperti yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, pada bulan Muharram tahun 1444 Hijriah, Pemerintah Kabupaten Pemalang melaksanakan kegiatan "Beber wayang dan boyong kereta kencana" yang diberangkatkan dari Kantor Dekranasda kompleks Alun-Alun ke rumah dinas Bupati Pemalang untuk dijamas dengan benda- benda pusaka lainya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemalang Abdurahman melalui Kabid Kebudayaan Suwarso menuturkan, makna beber wayang sendiri adalah merawat benda pusaka dalam bentuk wayang dengan cara dipajang atau di dibeber dan diangin-anginkan. Hal itu dilakukan untuk menghindari terjadinya kerusakan wayang tersebut sehingga setiap tahunnya dilakukan acara beber wayang dan boyong kereta.
"Dulu diambil wayangan tertua yang di Pemalang dan karena ini disimpan sebagai benda pusaka jadi kami keramatkan," ujarnya, Rabu (10/8).
Suwarso tidak menyebutkan berapa jumlah wayang yang dibeber, Ia hanya menyebutkan jumlahnya cukup banyak.
Ia mengungkapkan, diantara wayang-wayang tengah dibeber atau dipajang, sudah ada yang rusak, ada pula yang sudah melengkung sehingga kalau tidak dibeber maka tingkat kerusakannya akan semakin tinggi karenanya perlu dibeber supaya udara didalam kotak menjadi seimbang karena ada pergantian sirkulasi udara.
"Wayang ini tidak dipakai dan pusakanya sendiri adalah sifat kendel, jadi besok dijamas secara simbolis diperinggitan," tandasnya.