Kediri - Angka inflasi bulanan Kota Kediri pada Juli 2022 berada di bawah capaian nasional dan Provinsi Jawa Timur, yakni sebesar 0,55%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri Lilik Wibawati mengatakan, angka inflasi Kota Kediri bulan Juli 2022, yakni 0,55%, sedangkan angka inflasi nasional dan Jawa Timur lebih tinggi, yakni sebesar 0,64% dan 0,61%.
“Angka inflasi bulan Juli lebih rendah daripada Juni. Hal ini dikarenakan upaya Pemkot Kediri dalam mengendalikan inflasi salah satunya melalui pemantauan harga bahan pokok di pasar,” jelas Lilik, Senin (8/8).
Ia menjelaskan, andil sepuluh komoditas utama penyumbang inflasi, antara lain daging ayam ras inflasi sebesar 0,154%; rokok kretek filter inflasi sebesar 0,095%; nasi dengan laun inflasi sebesar 0,079%; cabai merah inflasi sebesar 0,055%; bawang merah inflasi sebesar 0,051%; soto inflasi sebesar 0,042%; ongkos laundry inflasi sebesar 0,028%; tukang bukan mandor inflasi sebesar 0,027%; air kemasan inflasi sebesar 0,024%; serta sabun mandi inflasi sebesar 0,018%.
Di samping sepuluh komoditas di atas, ujarnya, terdapat pula andil sepuluh komoditas utama penghambat inflasi, di antaranya: minyak goreng deflasi sebesar –0,120%; bayam deflasi sebesar -0,031%; kacang panjang deflasi sebesar -0,023%; beras deflasi sebesar -0,022%; kangkung deflasi sebesar -0,021%; telur ayam ras deflasi sebesar -0,019%; emas perhiasan deflasi sebesar -0,014%; apel deflasi sebesar -0,011%; gula pasir deflasi sebesar -0,010%; dan anggur deflasi sebesar -0,008%.
“Kalau dibandingkan dengan kota/kabupaten lain di Jawa Timur, Kota Kediri berada di urutan kedua terbawah setelah Probolinggo,” ujar Lilik. Sambungnya, ia menyebutkan beberapa hal yang patut diwaspadai masyarakat Kota Kediri pada bulan Agustus mendatang, antara lain momen pergantian tahun ajaran baru 2022/2023 yang diperkirakan dapat memengaruhi perubahan tarif biaya pendidikan di berbagai jenjang. “Di samping itu menurut BMKG diprediksi puncak kemarau terjadi di Agustus, sehingga memungkinkan terjadi penurunan stok komoditas pangan tertentu,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Kediri yang merupakan Koordinator Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri Chevy Ning Suyudi mengatakan, beberapa komoditas seperti cabai yang beberapa waktu lalu harganya sangat tinggi karena pengaruh cuaca yang kurang baik sehingga stoknya terbatas, saat ini harganya telah mulai menurun, seiring mulai tibanya masa panen di beberapa lokasi di sekitar Kediri.
"Koordinasi untuk memperlancar komunikasi dengan para stakeholder bahan pokok terus kita lakukan," imbuhnya.
Chevy menambahkan, untuk menjaga kecukupan stok bahan pokok di Kota Kediri, Pemda setempat bersama Bank Indonesia mempererat kembali hubungan antara kelompok tani produsen yang ada di wilayah sekitar Kediri dengan pelaku pedagang pasar melalui perpanjangan perjanjian kerjasama bussiness to bussiness, sehingga diharapkan dapat memperpendek jalur distribusi dan menekan harga jual.
"Pada pekan terakhir Juli lalu Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Kediri telah bertemu Asosiasi Petani Cabai Indonesia Kediri di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri, dimana didiskusikan tata niaga dan proses distribusi serta pembentukan harga komoditas cabai dan bawang merah di Kediri Raya" ujar Chevy.
Diinformasikan pula bahwa hasil dalam rapat tersebut memprediksi penurunan harga cabai pada Agustus karena masa panen raya telah tiba dan sebagian besar tanaman cabai dalam keadaan baik.