Kubu Raya - Memasuki era tatanan kehidupan baru, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) mulai menentukan rumusan prioritas perencanaan tahun 2021 sebagai upaya strategi recovery (pemulihan) ekonomi.
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan, selama pandemi COVID-19, tentunya berdampak pada keterlambatan ekonomi, kondisi ini juga sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat selain sektor sosial. Untuk itu, pemerintah daerah langsung mengarahkan kebijakan untuk peta recovery untuk mengejar sasaran dan target yang akan dicapai.
“Kita melihat pada fase pandemi COVID-19 ini dengan kondisi ekonomi masyarakat maupun rumah tangga yang ada dan persoalan pangan menjadi fokus utama dalam pemulihan ekonomi. Dengan melihat potensi pertanian, perdagangan, perikanan dan potensi laut lainnya yang ada di Kabupaten Kubu Raya, tentunya kita sangat optimis dalam upaya penguatan ekonomi di masyarakat," ujar Bupati Muda Mahendrawan, saat membuka Rapat Koordinasi Stakeholder Pembangunan Kabupaten Kubu Raya di ruang rapat bupati, Kamis (2/7).
Bupati menerangkan, sistem 'kepong bakol' yang digaungkan selama ini bertujuan agar masyarakat lebih mudah mengerti dengan bahasa yang digunakan, baik yang ada di perkotaan maupun yang berada di pelosok kampung di seluruh penjuru Kubu Raya. Artinya apa, dengan sistem ‘kepong bakol’ ini akan lebih mudah menggerakkan masyarakat.
“Dalam menjalankan recovery ekonomi ini, selain sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan potensi laut lainnya, tentunya masih banyak hal yang belum kita fikirkan yang ada di depan mata tapi belum pernah sama sekali kita lakukan. Karena kondisi pandemi ini, maka generasi kita saat ini sedang menghadapinya dan generasi ini juga yang harus berani menerima tantangan ini dan berani mencari solusi, terobosan atau langkah-langkah yang berkaitan dengan pangan," terangnya.
Bupati menuturkan, perang yang dihadapi saat ini merupakan perang pangan, sehingga Pemerintah Kabupaten Kubu Raya sudah sangat jelas sejak dahulu menjadikan pangan sebagai panglima dari berbagai arah kebijakan, karena pangan ini tidak bisa ditunda kecuali saat bulan puasa. Tentunya dengan dikuatkannya pangan ini akan sangat penting dan membangun ketenangan.
“Dalam memperkuat pangan ini, tentunya kita harus menjaga area pertanian yang saat ini juga menjadi tantangan kami dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kubu Raya masih akan direvisi tahun depan, kita juga sudah mulai menyiapkannya dari saat ini. Untuk sektor pangan yang utamanya adalah padi, dari 38 ribu hektar yang sudah kita daftarkan menjadi Lahan Pertanian dan Pangan Berkelanjutan (LP2B). Tentunya masih areal pertaian yang keberadaannya tersebar di sejumlah Desa dan Kecamatan yang totalnya sekitar 48 ribu hektar yang kondisinya terpencar biar dan nanamnya tidak konsisten," tuturnya.
Bupati menambahkan, adanya lahan pertanian yang penanamannya tidak konsisten, pemerintah daerah terus berupaya menjadikan lahan itu menjadi konsisten, termasuk areal gambut yang ada di sebagian besar wilayah Kubu Raya. Melalui peran semua pihak, apa yang sudah dilakukan saat ini diharapkan ada inisiatif untuk membangun data base bersama yang akan memudahkan bagi Pemerintah Kubu Raya untuk bersama-sama memaksimalkan pasar yang sudah ada.
“Dengan peluang Bandara yang ada di daerah kita, memberikan peluang bagi pangan kita untuk menyuguhkan pangan untuk luar daerah, karena pangan luar sudah mulai terbatas dan kalau bisa memang kita batas kedepannya. Meski pasar global menjadi konsekuensi, namun kita membatasinya dengan cara-cara kita yang bisa membuat supaya konpetitifnya. Saya kira peluangnya sangat besar di Kubu Raya, karena pasar pintu luar dari bandara, pusat oleh-oleh dan sebagainya termasuk juga alat pusat kunjungan awal di Kalimantan Barat," ucapnya.
Di tempat yang sama, Kepala Bappeda Kabupaten Kubu Raya Amini Maros mengatakan, dengan sistem ‘'kepong bakul' yang menjadi tagline Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan dalam menyelesaikan setiap permasalahan merupakan suatu ajakan untuk bersama-sama, baik pemerintah maupun masyarkat guna mengatasi masalah dan mencarikan solusi terbaik bagimana semua pihak turut andil dalam pemulihan ekonomi di daerah ini agar lebih baik lagi.
“Kita berharap dari sekarang sampai akan datang tetap diangka yang terbaik yaitu 4,14 persen dan kita perlu bersyukur, jika pemulihan ekonomi Kubu Raya kedepannya bisa mencapai target yang ada di Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), karena potensi Sumber Daya Alam (SDA) kita sangat besar.
Sebagai mitra pemerintah masyarakat, Amini Maros meminta kepada semua steakholder yang terlibat dalam pembangunan daerah untuk bersama-sama menyusun peta kerja dengan sistem ‘kepong bakol’ demi memulihkan perekonomian di Kabupaten Kubu Raya.
“Dengan memiliki potensi laut yang cukup besar dan panjang, kita berusaha untuk memproduksi garam sendiri dan memaksimalkan jasa ekspedisi lokal dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas sehingga Kubu Raya memiliki transportasi desa," ujarnya,