Pemalang - Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo meraih dua penghargaan sebagai Kepala Daerah Inovatif 2022 pada kategori Desa Digital dan Sarung Tenun Goyor dalam acara Satria Brand Award di salah satu hotel di Semarang, Rabu (27/7).
Acara yang diselenggarakan oleh Suara Merdeka Network itu memberikan apresiasi berupa penghargaan kepada para Kepala Daerah yang getol mempromosikan produk unggulan di daerahnya.
Dalam kesempatan tersebut, CEO Suara Merdeka Network (SMN), Kukrit Suryo Wicaksono menyebutkan bahwa SMN saat ini telah bertranformasi yang sebelumnya hanya media surat kabar biasa, sekarang menjadi terintegrasi dengan berbagai media mainstream dan media digital.
"Tahun ini usia SMN telah menginjak 72 tahun, dan kami siap untuk berkolaborasi dengan panjenengan untuk membantu mengenalkan produk-produk unggulan daerah," ujar Kukrit.
Kemudian, Gubernur Jateng yang diwakili oleh Sekda Sumarno saat memberikan sambutan menyebutkan Kepala Daerah tidak bisa bekerja sendiri, perlu adanya kolaborasi dan kerjasama dengan para stakeholder untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sumarno juga memberikan selamat kepada Kepala Daerah yang meraih penghargaan, dan menjadikan motivasi agar ke depan lebih baik lagi.
Bupati Agung, saat ditanyai usai mendapatkan penghargaan, dirinya berharap kedepan banyak orang- orang yang menggunakan sarung goyor dan lebih mengenal sarung goyor baik di Jawa Tengah maupun nasional.
"Kita promosikan sarung goyor sebagai brand unggulan Kabupaten Pemalang, dan juga menjadi pakaian adat Kabupaten Pemalang," ucap Agung.
Menurut Agung, sarung goyor sudah diekspor hingga ke Timur Tengah. Dirinya berharap di Pemalang dan daerah sekitar tidak hanya memproduksi saja namun juga sebagai penikmat, agar menaikkan pemasaran pangsa lokal.
Penghargaan Satria Brand Award 2022 yang digagas oleh Suara Merdeka Network memberikan penghargaan kepada Bupati Mukti Agung Wibowo karena dirinya gencar mempromosikan produk lokal unggulannya berupa sarung goyor.
Sementara untuk indikator inovasi desa digital Kabupaten Pemalang telah membangun ekosistem desa digital antara lain, mengurangi daerah/desa blankspot, memastikan masyarakat terkoneksi jaringan internet, menerapkan sistem layanan publik desa melalui SIDEKEM (Sistem Informasi Desa dan Kawasan Pemalang).