Muara Enim - Pelaksana Harian (Plh) Bupati Muara Enim Kurniawan membuka sekaligus memimpin Rembuk Stunting Tahun 2022, di ruang rapat Pangripta Nusantara Bappeda, Selasa (21/6).
Pada kesempatan ini, Plh Bupati Kurniawan menegaskan pentingnya komitmen dari setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muara Enim dalam bentuk anggaran di masing-masing OPD.
Ia mengatakan, dari tahun ke tahun ada penurunan stunting dan masyarakat bersama stakeholder semakin sadar untuk berbuat mencegah jangan sampai masalah kekerdilan ini meningkat di Kabupaten Muara Enim.
"Oleh sebab itu, menjadi tanggung jawab bersama bagaimana variabel - variabel penyebab stunting bisa teratasi baik itu dengan anggaran di setiap OPD Pemkab Muara Enim maupun peran dari investor. Kalau hanya mengandalkan cukup dengan koordinasi saja tanpa ada dukungan anggaran yang dianggarkan di setiap OPD Pemkab Muara Enim maka percuma atau tidak akan jalan penanganan stunting. Misalnya, di Kecamatan secara sederhana apa yang bisa diperbuat dalam membantu program - program posyandu," ujarnya.
"Semua unsur harus bahu - membahu dengan komitmen kuat dalam penanganan stunting tapi harus didukung anggaran. Kalau cuma koordinasi tidak usah berharap banyak yang terjadi seperti inilah," tegas Kurniawan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Muara Enim dr. Eni Zatila selaku leading sector Rembuk Stunting mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi langkah penting kabupaten/kota dengan terintegrasi dalam upaya penurunan stunting dengan melibatkan sektor pemerintah, swasta dan masyarakat yang berjumlah 166 orang.
"Hasil rembuk stunting output-nya dalam bentuk penandatanganan sebagai bentuk komitmen penanganan stunting," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Muara Enim Mat Kasrun, dalam paparannya menjelaskan, saat ini terdapat lokasi fokus penanganan stunting di Kabupaten Muara Enim yang berada di 8 Kecamatan dan 28 Desa, sedangkan 150 Desa di Kabupaten Muara Enim saat dengan status bebas stunting.