Kubu Raya - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar rembuk stunting bersama sejumlah pihak terkait memaksimalkan upaya 'kepong bakol' atau gotong royong dalam percepatan penurunan kekerdilan di wilayah setempat.
"Hari ini kami menginisiasi kegiatan Rembuk stunting sebagai upaya mengevaluasi berbagai kebijakan dan program yang di buat oleh Pemkab Kubu Raya dalam mengatasi dan pencegahan masalah kekerdilan," kata Kepala Bappeda Kubu Raya Amini Maros saat menghadiri Rembuk Stunting di Gardenia Resort and Spa, Senin (6/5).
Maros mengatakan, kepong bakol merupakan sebuah ungkapan yang digunakan Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan dengan maksud menyelesaikan suatu masalah dari sektor manapun dengan cara bersama-sama.
"Sejauh ini, berbagai upaya dan strategi sudah kita lakukan sehingga bisa menekan angka stunting di Kubu Raya dan tingkat prevalensinya saat ini tinggal 7 persen lebih. Untuk itu pak bupati meminta kami melakukan evaluasi dengan kegiatan rembuk ini agar bisa memaksimalkan penurunan angka stunting," tuturnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Marijan menambahkan, saat ini Kubu Raya fokus melakukan berbagai upaya untuk menurunkan kasus stunting. Hasilnya, jumlah stunting yang cukup tinggi pada kurun 2015-2017 bahkan mencapai 25,6 persen di 2018, berhasil ditekan hingga menjadi 13 persen pada akhir November 2020.
"Pencapaian itu melebihi target nasional dan Kubu Raya yang sebesar 14 persen pada 2024. Bahkan saat ini angka Stunting kita tinggal 7 persen dan ini tentu tidak lepas dari upaya kepong bakol yang terus di gencarkan oleh pak bupati," kata Marijan.
Sementara itu, Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan merasa bersyukur karena angka stunting di daerah yang dipimpinnya selama dua tahun terakhir terus mengalami penurunan yang sangat tajam. Ia menjelaskan, angka stunting pada tahun 2019 sebesar 23,60 persen turun menjadi 13,40 persen pada 2020 dan pada tahun 2021 kembali turun 5,5 persen menjadi 7,9 persen.
“Berdasarkan data per 16 Desember, kita masih menghitug asumsi beberapa desa yang belum selesai, yang mana pada saat itu kita masih menghitung 9,72 persen dan ternyata Alhamdulillah, hasilnya terbalik menjadi 7,9 persen angka stunting hitungan terakhir pada tanggal 31 Desember 2021," kata Bupati Muda.
Menurutnya, penurunan angka Stunting tersebut menjadi lompatan besar dan buah keberhasilan dengan program yang tepat sasaran.
"Kami di Kubu Raya menjadikan Stunting ini sebagai hal yang sangat penting, karena ini menjadi potret keberhasilan daerah yang tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang telah dilakukan Pemkab Kubu Raya untuk meringankan beban masyarakat di bidang kesehatan," tuturnya.
Menurut Muda, jika angka stunting turun, maka otomatis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) akan meningkat dan dalam hal ini Kubu Raya ikut berkontribusi menyumbangkan angka IPM bagi Kalbar.
"Hal ini membuktikan, Kubu Raya bukan menjadi beban, justru memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan IPM Kalbar dan nasional", pungkasnya.