Batang - Ratusan warga Desa Ponowareng, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, memeriahkan tradisi syawalan dengan mengarak Ketupat Raksasa keliling kampung yang dilepas oleh Camat Tulis, Joko Prasetiyo didampingi Kepala Desa Ponowareng Widodo.
Camat Tulis Joko Prasetiyo mengatakan, kegiatan ini bentuk kearifan lokal yang harus dipertahankan agar budaya dan adat istiadat dapat tetap lestari.
“Kegiatan ini bisa terlaksana kembali setelah dua tahun terhenti karena adanya Pandemi Covid-19. Ini merupakan salah satu tradisi budaya masyarakat pesisir pantura yang banyak dilaksanakan di berbagai tempat salah satunya Grebeg Syawalan yang digelar di Desa Ponowareng, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Senin (9/5).
Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini, semoga tradisi nguri-uri budaya ini bisa terjaga dan dilestarikan oleh generasi penerus. Warga sangat antusias mengikuti tradisi tahunan yang diadakan tujuh hari setelah Lebaran.
“Kegiatan ini dimanfaatkan untuk bersilahturahmi dengan warga setempat. masyarakat. Ketupat raksasa berukuran 1×1 meter ini diarak oleh warga keliling desa,” tegasnya.
Kepala Desa Ponowareng Widodo mengatakan, bahwa kegiatan tradisi ini untuk menjaga kearifan lokal budaya desa.
“Kegiatan ini Insyaallah akan selalu terlaksana setiap tahunnya dan kami mengajak kepada seluruh warga untuk bisa menyaksikan Grebeg Syawal ini di Desa Ponowareng,” ungkapnya.
Sebagai informasi, acara ini juga dimeriahkan oleh group marching band Lintang Limo dari Desa Selopajang Timur Kecamatan Blado Batang.
Ketua Panitia Grebeg Syawal Desa Ponowareng Sudarto menjelaskan, selain menyediakan ketupat raksasa, panitia juga menyediakan ketupat dan lontong ukuran normal sebanyak 1.300 buah dan hasil bumi atau polowijo yang ditanam oleh masyarakat.