DPPKB Kabupaten Bekasi Targetkan 34 Ribu Akseptor Baru

Cikarang - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Bekasi mendukung Gerakan Nasional Sejuta Akseptor dengan menargetkan 34.321 akseptor baru yang melibatkan pihak-pihak terkait khususnya tenaga medis dan kesehatan.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Bekasi Farid Setiawan mengatakan, target 43 ribu akseptor baru tersebut tersebar di 23 kecamatan di Kabupaten Bekasi dan telah dicicil sejak 18 Juni 2020.

“Puncaknya akan kita pasang alat kontrsasepsi kepada 80 peserta pada peringatan Hari Keluarga Nasional Tahun 2020 di Puskesmas Babelan 2, Kecamatan Babelan pada 29 Juni 2020, dengan standar protokokol kesehatan dan wilayah tersebut masuk zona hijau,” ujarnya pada Jumat (26/6).

Dikatakannya, DPPKB juga bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Gugus Tugas Percepatan COVID-19 untuk pengajuan alat pelindung diri (APD) dan melakukan rapid test terlebih dahulu kepada tenaga medis yang akan menjadi petugas.

"Kita juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Tim Gugus Tugas Kabupaten Bekasi dalam penyiapan APD dan rapid test untuk petugas," jelasnya.

Ia merinci untuk 43.321 akseptor baru tersebut terdiri dari ayudi atau implan sebanyak 1.447, suntikan 5.461, dan pil 36.731.

Terpisah Ketua Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Korwil IV Jabar Ahmad Syafariel menilai kegiatan satu  juta akseptor oleh BKKBN pusat dalam rangka memperingati Hari Keluarga  nasional (Harganas) tahun ini tepat sasaran.

“Biasanya Harganas dilaksanakan rutin setiap tahunnya hanya menampilkan serimonial saja. memamerkan hasil produk daerah, tapi tahun ini karena pandemi kegiatan Harganas fokus kepada peningkatan akseptor dan pembagian alat kontrasepsi, seperti kondom, pil dan suntik,” ujarnya.

Selain itu, dikatakannya, kegiatan Harganas tahun ini merata di kota dan kabupaten se- Indonesia dengan diwajibkan menghadirkan 34 ribu lebih akseptor baru, terutama akseptor pasangan usia subur (PUS).

“Dengan demikian dapat menjawab keresahan tentang akseptor KB yang drop out (DO) dengan jumlah akseptor baru yang sangat signifikan,” terangnya.