Kediri - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengajak usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk 'go digital' demi meningkatkan pemasaran dan penjualan, khususnya saat pandemi COVID-19.
Hal itu dijelaskan Abdullah Abu Bakar saat berdiskusi dengan Klinik UMKM, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Koperasi, UMKM dan Tenaga Kerja untuk membahas langkah strategis perkembangan UMKM di tengah pandemi COVID-19
"Data yang saya dapat dari kementerian, ada peningkatan 'traffic' pada teknologi digital sebesar 15-20 persen di masa pandemi. Sementara dari total pelaku UMKM hanya 13 persen yang 'go online', artinya masih ada 87 persen UMKM yang belum berjualan secara daring," kata Abdullah Abu Bakar.
Abdullah menjelaskan, produk UMKM Kota Kediri akan dipersiapkan agar bisa lebih dikenal secara luas dan dapat bersaing dengan UMKM daerah lain, serta yang tidak kalah penting agar dapat meningkatkan penjualan mereka, caranya dengan mempersiapkan dan menjual produk-produk tersebut di sebuah marketplace atau platform belanja online yang digemari masyarakat.
"Bila dibandingkan, menjual produk secara online maupun marketplace lebih cepat dikenal dan laku bila dibandingkan dengan 'offline'. Karena pasar marketplace begitu luas, tidak hanya di Indonesia tetapi bisa lintas negara. Sebaliknya, bila dijual secara offline harus mendirikan toko yang butuh biaya besar serta produknya hanya diketahui masyarakat sekitar. Butuh waktu lama dan biaya besar aga produk diketahui oleh masyarakat luas," ujarnya.
Namun PR-nya, jelas Abdullah, adalah bagaimana para pembeli itu tahu soal keberadaan produk dari UMKM lokal dan tertarik untuk membelinya, itu yang harus dipikirkan.
"Kalau hanya upload ke marketplace lalu dibiarkan saja tanpa sentuhan kreatifitas dan marketing biasanya kurang maksimal," tambahnya. Dengan gambaran tersebut, ada beberapa hal yang dipersiapkan Pemerintah Kota Kediri untuk membawa UMKM Kota Kediri bisa masuk di marketplace.
Hal yang pertama, jelasnya, dari segi produk apakah sudah baik atau belum, contohnya makanan, apakah rasanya sudah enak atau belum dan ciri khas produk tersebut. Kemudian dari segi kemasan atau packaging sudah cantik atau belum, karena packaging yang bagus itu bisa meningkatkan harga jual. Lalu para UMKM juga harus melek teknologi agar lebih mudah pemasarannya dan produk lebih cepat dikenal oleh masyarakat luas.
"Sebagian besar produk UMKM Kota Kediri sebenarnya sudah layak jual dan siap untuk dipasarkan di marketplace namun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki seperti packaging nya. Misalnya saja Tenun Ikat Bandar Kidul dari segi bahan, warna sudah baik dan juga perawatan yang mudah namun yang masih perlu perbaikan dari segi kemasannya. Bagi UMKM Kota Kediri yang produknya belum layak jual di marketplace akan diberikan pendampingan oleh tim Klinik UMKM agar kualitas produk yang dihasilkan bisa bersaing dengan produk sejenis dari daerah lain dan produk-produk lain," jelasnya.
Turut hadir dalam acara ini Sekretaris Daerah Kota Kediri Budwi Sunu, Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota kediri Nur Muhyar, Plt Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Tenaga Kerja Kota Kediri Bagus Alit, dan pengurus Klinik UMKM.