Ngawi - Sulitnya mendapat pupuk kimia sintetis serta berkurangnya produktivitas tanah pertanian menjadi alasan mengapa petani saat ini harus mulai beralih menggunakan pupuk organik.
Hal inidisampaikan Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono saat menghadiri Sosialisasi Pupuk Organik di Desa Jogorogo, Kecamatan Jogorogo Selasa (9/3).
Turut hadir dalam kegiatan ini Camat Jogorogo Teguh Wahyudi bersama Forkopimcam Jogorogo, Kepala Desa Jogorogo Nur Ekawati bersama perangkat Desa serta ketua RT di wilayah Desa Jogorogo.
Permasalahan kelangkaan pupuk kimia yang belakangan ini yang dihadapi petani, menurut Ony Anwar, menjadi momentum petani beralih menggunakan pupuk organik, disamping dampak pupuk kimia yang semakin merugikan,
"Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dan jangka waktu panjang mengakibatkan tanah mengeras dan kehilangan porositasnya. Tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap penurunan hasil panen," katanya.
Sementara jika ada perubahan pola tanam dengan menggunakan organik, dijelaskan bupati Ngawi, mampu mengembalikan fungsi tanah menjadi subur dan produktif.
Diungkapkan Ony Anwar Harsono bahwa kegiatan kali ini sejalan dengan program kemandirian pertanian ramah lingkungan berkelanjutan dan menjadi transfer ilmu bagi petani di Kabupaten Ngawi.
"Diharapkan bisa memberikan pemahaman kepada petani kita, supaya nantinya bisa membuat pupuk yang ramah lingkungan secara mandiri dan benar kemudian diaplikasikan. Sehingga permasalahan terkait kelangkaan pupuk, tanah rusak, produksi kurang bisa diatasi dengan baik," tandasnya.
Dengan sosialisasi secara masif, Bupati Ngawi menegaskan bahwa Pemerintah Daerah di tahun 2022 menargetkan 5 ratus hektar lahan pertanian di Kabupaten Ngawi menggunakan pupuk organik.
"Di 2021 kita targetkan 50 desa, per desanya 5 hektar lahan. Sedangkan di tahun ini bersama Pemerintah Desa, ditambah 50 desa lagi. Jadi ada 100 desa dikali 5 hektar yang totalnya 500 hektar menggunakan pupuk organik," tandasnya.