Ambon - Dalam upaya mempersiapkan Generasi emas 2045, Pemkot Ambon menghadapi tantangan stunting atau kekerdilan pada anak. Mengatasi hal itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana bersama BKKBN Provinsi Maluku me-launching Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) sebagai upaya untuk menurunkan angka stunting.
Sekretaris Kota (Sekot) Ambon Agus Ririmasse, dalam sambutan saat membuka kegiatan tersebut di Gedung PTKKI Kelurahan Kudamati, Rabu (2/3), menjelaskan, Dashat merupakan upaya memanfaatkan potensi pangan lokal yang sehat, lezat, bergizi, serta kekinian, melalui kegiatan teori dan praktek pengolahan pangan oleh para ahli gizi ahli kuliner lokal.
“Program ini menjadi program strategis BKKBN untuk mencegah dan mengatasi stunting melalui ketahanan pangan yang mengangkat kearifan lokal dari 22 provinsi di Indonesia. BKKBN mendapat amanah sebagai ketua pelaksana percepatan penurunan Stunting. dimana, Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan yang berada di bawah standar yang ditetapkan,” jelasnya.
Dikatakannya, ketika bayi berada dalam kandungan ibu, sudah harus mendapat perhatian serius, dengan asupan makanan yang sehat dan bergizi berimbang, juga minuman yang kaya akan vitamin dan mineral. Ini merupakan salah satu hal yang penting dilakukan guna mencegah stunting pada anak.
“Anak dalam 1.000 hari pertama kehidupannya, yakni sejak masih menjadi janin hingga usia sekitar 2 tahun perlu mendapat nutrisi yang diperlukan, sebab anak adalah harta terindah yang diberikan Tuhan kepada kita, sehingga harus diberi perhatian khusus,” ujarnya.
Selain peluncuran Dahsat, turut dilaksanakan kegiatan Diskusi Asyik Pendidikan Kependudukan atau yang disingkat Dakdikduk. kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung program percepatan penurunan stunting di Indonesia, khususnya di Kota Ambon.
“Kegiatan ini dilaksanakan dengan sasaran kepada anak remaja, calon pengantin dan pengantin baru, ibu hamil, ibu menyusui, ibu yang memiliki anak balita, tokoh agama dan tokoh masyarakat, tim pendamping keluarga serta sasaran lainnya dengan tujuan memberikan informasi dan edukasi tentang Stunting,” beber Ririmasse.
Dikatakan Sekot, dari hasil dari Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) menunjukan terjadi penurunan angka stunting dari 27,7 persen 2019 menjadi 24,4 persen di tahun 2021.
“Walaupun angka Stunting ini menuru, namun angka tersebut masih dinilai tinggi mengingat WHO menargetkan angka stunting tidak boleh lebih dari 20 persen,” terangnya.
Untuk Kota Ambon sendiri pada tahun 2021 lalu, telah ditetapkan 12 lokus stunting yang ada di 4 kecamatan, namun di tahun 2022, meningkat menjadi 38 lokus di 5 kecamatan.
“Semua lokus ini akan terus kita pantau perkembangannya dalam upaya mempercepat penurunan stunting sehingga komitmen pada tahun 2024 angka stunting bisa ditekan hingga 14 persen dapat terwujud,” pungkasnya.
Sebagai informasi, peluncuran program Dahsat dan Dakdikduk di Kampung Keluarga Berkualitas Kelurahan Kudamati, turut dihadiri oleh Ketua TP- PKK Kota Ambon yang juga Mama Parenting, Debbie Louhenapessy serta perwakilan Kepala BKKBN Provinsi Maluku.