Demak – Tes swab antigen dan Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan proses pemeriksaan pendeteksi virus COVID-19 yang paling umum dilakukan. Namun kedua tes tersebut mempunyai perbedaan dari segi pengecekan maupun kecepatan waktunya bahkan ke tingkat akuratannya.
Menurut Rina Hapsarininggar, Dokter Spesialis Patologi Klinik RSUD Sunan Kalijaga, swab antigen dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel dari hidung bagian dalam menggunakan alat ke hidung kemudian diambil sedikit cairannya. Selanjutnya direaksikan dengan reagen, reagen merupakan antibodi terhadap virus COVID-19.
“Jadi yang kita cari itu antigen bagian tubuh virusnya. Biasanya yang dideteksi di reagen itu adalah nukleokapsid protein virus. Yang membungkus virusnya sehingga berikatan dengan anti bodinya kemudian nanti akan menimbulkan warna merah. Apabila warna merahnya satu garis ini artinya di atas kontrol, yang berarti valid tapi negatif. Kalau warnanya dua itu positif,” kata Rina saat Bincang Siang di Studio RSKW 104.8 FM dengan tema “Tes Swab Antigen dan Tes Swab PCR”, Rabu (23/2).
Sementara terkait dengan tes swab PCR itu berbeda dengan antigen, karena merupakan tes hasil dari tes antigen kemudian dimasukkan ke dalam tes PCR agar dapat mengetahui keasliannya bahwa itu benar-benar valid positif atau negatif.
“Test PCR perlu alat besar alat ekstraksi dan alat pcrnya, jadi dari tes swab antigen tadi diambil sampel kemudian di tes kedalam alat PCR-nya. Dan dalam tes tersebut harus menunggu 16 sampel terlebih dahulu agar dapat di tes PCR," ujarnya.
Lebih lanjut, untuk jangka waktu tes PCR tidak lebih dari 24 jam. Memang lebih lama dibanding dengan antigen yang bisa cepat muncul hasilnya sekitar 10 - 15 menit. Namun kalau tes PCR ini berbeda, karena satu kali running harus banyak. Sekali masuk sampel ke test PCR itu ada 16 sampel dulu baru bisa di-running ekstraksi.
Sebagai informasi, untuk pemeriksaan penunjang yang mendeteksi virus Corona yang paling akurat adalah tes PCR, sementara antigen memiliki tingkat akurasi di bawahnya.