Solo - Pasar Gede Hardjonagoro atau yang lebih dikenal dengan nama Pasar Gede merupakan salah satu pasar tertua di Indonesia yang menjadi ikon Kota Surakarta.
Pasar yang dibangun tahun 1927 oleh Thomas Karsten itu menjual berbagai macam kebutuhan bahan pokok hingga beragam kuliner tradisional khas Kota Solo.
Salah satu kuliner yang wajib dicoba adalah Es Dawet Telasih Bu Dermi yang telah melegenda. Dawet Bu Dermi telah ada sejak tahun 1930. Pemilik yang sekarang adalah generasi ketiga yang meneruskan usaha jualan dawet.
Semangkuk es dawet yang berisi tape ketan, jenang sumsum, ketan hitam, biji telasih, cairan gula dan santan dengan tambahan es batu akan menyegarkan tenggorokan setelah lelah berbelanja di Pasar Gede.
Pengunjung belum tentu selalu bisa mendapatkan tempat duduk dan meja. Tempat jualan dawet ini hanya menyediakan bangku dengan panjang sekitar satu meter untuk pembeli.
Jika tidak mendapatkan tempat duduk, maka pengunjung harus berdiri di depan warung dan tak jarang sedikit terganggu oleh hilir mudik pengunjung Pasar Gede.
Namun, itulah sensasi yang bisa dirasakan ketika menikmati dawet secara langsung di lokasi dibandingkan jika membeli dan dibawa pulang.
“Ya, itu nikmatnya. Sambil berdiri dan kadang sedikit kesenggol sama pembeli yang belanja di sini,” kata Hastuti, seorang pelanggan setia yang ditemui sedang menikmati dawet telasih di Pasar Gede, Rabu (23/2) sambil tersenyum.
“Kalau dibawa pulang rasanya beda. Mending diminum langsung disini. Habis muter-muter belanja, langsung mampir,” tambahnya.
Selain dawet, banyak pula terdapat sajian kuliner lain yang membangkitkan selera. Pengunjung dapat menikmati lezatnya nasi liwet, tengkleng, serta minuman dan makanan ringan khas seperti gempol pleret dan lenjongan.
Bagi pengunjung yang menyukai rasa pedas dapat mencoba mencicipi Brambang Asem. Makanan ini merupakan sajian daun ubi yang dicampur sambal asam jawa dengan rasa pedas dan manis. Brambang Asem juga dilengkapi dengan tempe gembus yang dimasak bacem.