Pulang Pisau - Hasil panen di demplot percontohan kerjasama Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau dan Kepala Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balitra) yang digagas Bupati Pulang Pisau Pudjirustaty Narang di Desa Mulyasari, Kecamatan Pandih Batu, sukses dengan hasil panen mencapai 7-8 ton per hektar.
Panen raya padi hibrida varietas Suppadi tersebut dilaksanakan di lokasi demplot Desa Mulyasari yang dihadiri Bupati Pudjirustaty Narang, Kepala Balitra dan sejumlah OPD terkait, para Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) serta masyarakat petani setempat, Selasa (22/2).
“Demplot padi percontohan ini merupakan ide dari Bupati Pulang Pisau saat melakukan pertemuan di kantor kami, beliau meminta kami melakukan pendampingan dan kajian pengembangan pertanian di wilayah ini. Alhamdulilah hasilnya sangat membanggakan, berdasarkan data hasilnya sangat membanggakan bisa mencapai 7-8 ton/hektar,” kata Kepala Balitra Agus Hasbianto.
Sedangkan, Pj Kepala Desa Mulyasari Sasminto mengatakan, sebelum program demplot ini, memang hasil produksi padi hanya mencapai 2-4 ton per hektar, namun kades mengakui hasil produksi padi varietas hibrida ini memang hasilnya memuaskan hingga mencapai 7-8 ton per hektar.
Sementara itu, salah satu petani mengucapkan terima kasih kepada Ibu Bupati Pulang Pisau dan instansi terkait.
"Baru kali ini hasil panen dapat mencapai 7 ton lebih. Saya bangga dengan semangat ibu yang selalu monitor dan berkomunikasi dengan petugas/instansi terkait saat pemantauan,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Pulang Pisau Pudjirustaty Narang mengungkapkan rasa syukurnya dan berterima kasih kepada Kepala Balitra Agus Hasbianto dan Profesor Jayanti serta tim yang telah membantu demplot percontohan di wilayah Desa Mulyasari ini.
“Saya berharap tidak hanya di wilayah Desa Mulyasari, daerah lain juga akan kita kerjasamakan dalam pengembangan produksi padi,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, kepala Balitra Agus Hasbianto menyerahkan buku hasil kajian pertanian yang diharapkan nantinya bisa menjadi dasar pengembangan pertanian di Kabupaten Pulang Pisau.
Hal ini sekaligus menepis isu yang beredar selama ini yang menyebutkan hasil panen di lokasi food estate khususnya di Kabupaten Pulang Pisau dinilai tidak memuaskan karena kondisi lahan tidak sesuai dengan varietas padi yang ditanam.