Khofifah: Nilai Transaksi Perdagangan Jatim-Sulteng Capai Rp104 Miliar

Palu - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengemukakan nilai transaksi perdagangan antara Jawa Timur dan Provinsi Sulawesi Tengah pada neraca perdagangan secara daring lewat program misi perdagangan dan investasi yang baru dibuka pada Rabu (23/2) sudah mencapai Rp104,763 miliar.

"Kerja sama ini sangat positif, karena sejak dibuka hari ini nilai transaksi sudah mencapai ratusan miliar," kata Khofifah kepada sejumlah wartawan usai pembukaan misi dagang dan investasi di Palu, Rabu.

Transaksi perdagangan di portofolio perdagangan biasanya masih tetap bergerak meskipun sudah ditutup hari ini. Oleh karena itu, melalui skema misi dagang dan investasi sangat membuka peluang kerja sama bisnis seluas-luasnya antara Jawa Timur dan Sulteng di berbagai sektor, sekaligus mempertemukan pelaku usaha dua belah pihak.

Ia menjelaskan, tahun 2022 Sulteng menjadi daerah yang kedua di sasar program misi dagang dan investasi setelah Provinsi Jambi pada Januari lalu.

"Kami membawa kurang lebih 40 pelaku usaha dari Jawa Timur Ke Sulteng untuk melihat lebih dekat potensi yang dapat dikembangkan serta diperdagangkan antardaerah," ujar Khofifah.

Oleh karena itu, selain pemerintah, peran lembaga dan asosiasi juga sangat strategis, diantaranya Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), serta Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).

"Kerja sama yang kami bangun dengan Pemerintah Sulteng diantaranya yakni bidang industri dan perdagangan, kelautan dan perikanan, tanaman pangan dan hortikultura, dan masih masih banyak lagi. Termasuk kerja sama Kadin, IWAPI serta HIPMI dalam berbagai sektor perdagangan serta investasi," papar Khofifah.

Ia mengemukakan, banyak bahan baku dari Sulteng diolah di Jawa Timur, setelah diolah menjadi bahan jadi dijual kembali di daerah asal yang sebagian besar adalah manufaktur.

"Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 nilai transaksi pembelian produk oleh masyarakat dari Sulteng ke Jawa timur sebesar Rp4,3 triliun, kemudian pembelian produk dari Jawa Timur ke Sulteng Rp2,32 triliun. Dari perdagangan antardaerah ini kami mengalami surplus keuntungan Rp1,98 triliun," pungkas mantan Mensos tersebut.