Kediri - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menerapkan protokol kesehatan tatanan kehidupan baru di tengah pandemi COVID-19 di pasar tradisional setempat.
Direktur Utana Perumda Pasar Joyoboyo Muhamad Ihwan Yusuf mengatakan, semua pasar tradisional harus menerapkan protokol kesehatan dengan mewajibkan penggunaan masker bagi siapa saja yang masuk ke area pasar.
"Setiap orang yang masuk diukur suhu badan. Maksimal 37 derajat celcius," kata Ihwan di Kediri, Kamis (18/6). Jika suhunya tinggi, akan direkomendasikan untuk ke puskesmas dan tidak diperbolehkan masuk ke pasar.
Selain itu, tambahnya, secara infrastruktur, pasar menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun di beberapa titik. Hal ini sudah dilakukan sejak awal pandemi COVID-19 berlangsung.
"Pemkot Kediri juga mengatur jarak pedagang di pasar agar tidak bergerombol. Pengaturan jarak antarpedagang dilakukan agar diikuti oleh pembeli. Jika pedagangnya berjarak, maka pembelinya juga berjarak," ujarnya.
Dirinya menjelaskan, penataan dilakukan diawali di Pasar Bandar lantai 2 dengan diberi tanda jarak untuk para pedagang dengan diberi kotak-kotak putih.
"Sedangkan di Pasar Setono Betek, sebab sudah ada lapak yang jaraknya cukup memadai, maka penanda dilakukan untuk pembeli. Garis putih untuk menandai antrean pembeli," jelasnya.
Selain itu, tambahnya, di Pasar Setono Betek menerapkan shifting, ada urutan penjual untuk sehari masuk dan sehari libur sehingga memperlebar jarak.
"Sosialisasi secara rutin dengan mengingatkan semua yang ada di pasar untuk mematuhi protokol kesehatan juga terus dilakukan," tambah Ihwan.
Ihwan mengatakan, perkembangan soal kepatuhan protokol kesehatan mulai terlihat di setiap sudut pasar tradisional.