Kediri - Berbagai langkah telah disiapkan Pemerintah Kota Kediri dalam upaya antisipasi gelombang ketiga pandemi COVID-19, salah satunya adalah mengoperasikan kembali isolasi terpusat (isoter).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyatakan mulai 8 Februari lalu telah mengoperasionalkan kembali isoter Kota Kediri.
Indun Munawaroh selaku Kepala BPBD Kota Kediri menegaskan bahwa sesuai dengan aturan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) untuk warga yang terkonfirmasi positif dan harus dirawat di Isoter adalah pasien dengan gejala ringan.
“Kalau bergejala sedang dan berat harus dirujuk di Rumah Sakit, kalau Orang Tanpa Gejala (OTG) cukup melakukan isolasi mandiri di rumah. Aturan Kemenkes itu sudah dikuatkan melalui SOP yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kota Kediri,” tegas Indun.
Kapasitas ruang Isoter milik Pemkot Kediri dapat menampung sebanyak 136 orang, dengan fasilitas penunjang perawatan seperti ruang terbuka untuk berolahraga, ruang karaoke, toilet, kebutuhan makan dan minum, akses wifi, ketersediaan obat-obatan dan alat medis, serta petugas yang siaga 24 jam.
“Menghadapi lonjakan pasien di gelombang Omicron ini kami melakukan penambahan tempat tidur untuk penanganan lansia. Berdasarkan pengalaman saat menghadapi gelombang delta, para lansia perlu penanganan khusus, jadi kita sudah siapkan ruangan khusus untuk lansia,” terang Indun.
Data yang dirilis BPBD Kota Kediri per 10 Februari, terdapat 16 orang pasien COVID-19 yang menjalani perawatan di isoter.
“Motto kita adalah bencana selalu menjadi urusan bersama, sinergitas antar stakeholder (pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media) harus kita jalankan dan Alhamdulillah sinergitas pentahelix itu berjalan dengan baik untuk penanganan COVID-19 dan sudah teruji pada waktu gelombang delta kemarin,” kata Indun.
Indun mengimbau kepada masyarakat yang mengalami gejala-gejala yang mengarah pada COVID-19 agar segera melakukan pengecekan kesehatan ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat. Melalui hasil tracing tersebut, Puskesmas berwenang untuk merujuk warga positif COVID-19 ke lokasi-lokasi isolasi berdasarkan gejala yang dialami.
“Jadi hasilnya berdasarkan pemeriksaan pihak Puskesmas yang akan menentukan apakah dirawat di Isoter, RS, atau cukup isolasi mandiri,” ucapnya.
Pihaknya mengingatkan kepada masyarakat agar tetap menerapkan Prokes secara ketat meskipun varian Omicron tidak seganas varian Delta.
“Untuk masyarakat tidak usah terlalu panik tetapi tetap waspada. Tetap mengedepankan prokes, kurangi aktivitas di luar kalau tidak urgent tidak usah karena penyebaran COVID-19 karena aktivitas di luar,” pungkasnya.