Pemalang - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pemalang bekerja sama dengan Diskominfo Kabupaten Pemalang mengelar malam refleksi Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2022 di Pendopo Pemalang, Selasa (8/2) malam.
Pada acara tersebut, Ketua PWI Pemalang Muhammad Ali Basara menceritakan kembali sejarah ditetapkannya tanggal 9 Februari sebagai HPN. Menurutnya, kesibukan para wartawan dalam ikut berjuang mendukung kemerdekaan, membuat mereka baru bisa berkumpul pada tahun 1946, atau kurang lebih setahun setelah kemerdekaan.
“Mereka (red-para wartawan) memiliki kesempatan untuk bertemu dengan rekan seprofesi untuk menghimpun sebuah wadah bagi wartawan Indonesia, yaitu pada 9 Februari 1946, mereka membentuk Persatuan Wartawan Indonesia,” ujarnya.
Dalam perkembangannya, 9 Februari kemudian ditetapkan menjadi HPN berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1985. Ali juga menyoroti bagaimana perkembangan teknologi informasi berdampak pada perkembangan pers. Menurutnya, perkembangan pers di daerah sangat luar biasa di tengah kemajuan teknologi digital.
"Dengan gadget berupa smartphone misalnya, siapapun bisa menjadi penyebar informasi, semua seolah-olah bisa menjadi wartawan," ujarnya.
Namun Ali menegaskan bahwa ada perbedaan antara wartawan dengan bukan wartawan dalam hal penyebarluasan informasi.
“Ada yang membedakan dalam penyampaian informasi yang dilakukan wartawan, dimana wartawan memegang teguh kode etik jurnalistik dan kode etik wartawan Indonesia. Wartawan Indonesia mengedepankan ketepatan dalam menyampaikan informasi dari pada kecepatan,” tegas Ketua PWI Kab. Pemalang itu.
Sementara itu, Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo dalam momentum HPN tahun 2022 ini, menyampaikan harapan agar pers di Pemalang dapat berperan aktif melindungi masyarakat dari maraknya berita bohong/hoaks.
“Saya berharap segenap insan pers di Kabupaten Pemalang dapat berperan aktif menjadi perisai/tameng dalam menangkal serta melawan hoax yang beredar di tengah-tengah masyarakat, terutama hoaks yang berkaitan dengan pelaksanaan program pembangunan daerah maupun program penanganan COVID19,” harap Agung.
Selain itu, bupati juga berpesan kepada PWI Pemalang agar dapat menjadi organisasi yang mampu memberikan pembinaan kepada anggotanya, sehingga bisa bekerja dengan objektif dan berimbang, serta dapat berkontribusi dalam mewartakan progress program unggulan Kabupaten Pemalang, yaitu Desa Wisata (Dewi), Desa Sinergi (Desi), Dedi (Desa Digital) dan Kota Industri (Koin).
Sedangkan, Kepala Diskominfo Kabupaten Pemalang Yanuar Nitbani mengatakan, maksud kegiatan malam refleksi ini, selain untuk mengingat kembali sejarah HPN, adalah untuk membangun hubungan harmonis antara Pemkab Pemalang dengan insan pers Pemalang dan instansi vertikal.
Dalam acara tersebut juga dilakukan pemberian tali asih oleh PWI Pemalang kepada purna wartawan Suara Merdeka Saiful Bachrie, serta penghargaan kepada Bupati dan Wakil Bupati Pemalang dan Forkopimda sebagai mitra kerja wartawan di Pemalang.