Polewali Mandar - Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar melalui Bappedalitbang menggelar Sosialisasi penanganan sampah dengan penggunaan teknologi pirolisis, di Taman Harmonis, Selasa (8/2).
Pirolisis sendiri merupakan teknologi termal yang mengubah molekul yang lebih sederhana melalui pembakaran tanpa oksigen atau udara.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Polewali Mandar Andi Ibrahim Masdar mengatakan, dengan melakukan musyawarah bersama stakeholder terkait model kerjasama penanganan sampah, dari hasil diskusi dan kesepakatan bersama, maka ke depannya akan membuat industri sampah yang ramah lingkungan.
“Insya Allah Polewali Mandar ini tiada hari tanpa berdiskusi tentang sampah karena kita mau masyarakat bersih, sehat dan rapih. Jadi saya sengaja mengundang teman-teman dan mudah-mudahan ini bisa wujudkan secara cepat karena alhamdulillah semua teman-teman LSM yang hadir, penggiat kebersihan semuanya hadir, semua mendukung, tinggal model kerja samanya, kita bikin konsepnya," ujarnya.
"Model kerja samanya kita bikin konsepnya dan tentu model kerja samanya itu tidak bisa melibatkan hanya bupati saja, harus melibatkan semuanya, baik itu teman-teman di DPR maupun SKPD yang bersangkutan, tapi tidak melupakan aturan-aturan yang berlaku. Kita ini akan membuat suatu produk dan melihat kelayakannya dulu, tapi saya tawarkan itu di dekat tempat pelelangan ikan, dekat pasar baru. Kalau cocok, kita akan tawarkan di tempat lain karena kita kan memproduksi listrik. Listrik ini yang bisa menjangkau ke sarana pemerintah," tambah bupati.
"Di samping sampah ini bisa menghasilkan listrik, Kita juga harus punya pasar, pasarnya itu adalah ke perkantoran-perkantoran pemerintah yang ada di Polewali Mandar. Kita akan membuat industri sampah yang ramah lingkungan. Kami sepakat bahwa dari modal yang dikeluarkan oleh Pak Halim, itulah hasil penjualan listrik, gas dan lain-lain yang diproduksi di sekitar situ, itulah yang dipakai membayar investasi yang telah dimasukkan oleh investor. Luas lahannya itu kurang lebih satu sampai dua hektar,” terangnya lagi.
Sementara itu, Halim selaku Partner lokal dari Citic Group Corporation Ltd mengatakan, pihaknya akan melihat animo masyarakat, kemudian dari pihak pemerintah untuk kerjasama lebih lanjut.
“Targetnya kalau bisa dalam sebulan 150 ribu ton, Indonesia kalau tidak ramai-ramai, tidak bisa capai. Kita kejar dengan 1.500 hektar dari target perbulan 3.000 ton, itu baru 2 persen dari market kami. Kita pelajari dulu, bukannya instan. Pekerjaan tidak ada yang instan, kita akan lihat juga animo masyarakat, lahannya bagaimana. Kemudian dari pihak Pemerintah juga tentunya bagaimana bisa bekerja sama dengan kita. Market tidak masalah, teknologi tidak masalah, tapi semangat dan prinsip kerja ini sangat penting, kelembagaannya juga penting, kita akan samakan dulu sehingga nanti kita akan ada MoU, adakan satu kesepahaman lalu kajian teknis, kelayakan ekonomi, kelayakan sosialnya, tapi itu kita pasti akan percepat," jelasnya.
"Kita sampaikan teknologi yang digunakan itu, teknologi pirolisis, jadi sampah tidak dibakar tapi ditermal dengan suhu tinggi sehingga nanti akan menjadi arang, dan arang ini bisa menjadi pupuk yang kita bilang pupuk karbon, yang bisa dipakai oleh petani. Kalau bisa lima belas tahun, ya kita ikuti karena itu payung hukum yang harus kita taati. Bagaimana pengembangan investasi tadi, sampah jangan menjadi kebiasaan yang akhirnya menjadi sumber nilai tambah, dan nilai tambah inilah yang akan mengembalikan investasi, artinya kita hitung ekonominya berapa tahun, kita bisa break event sehingga porsi PAD daerah bisa ditingkatkan. Kalau sudah impas semua kan, kita sudah tidak ada beban dan tentu pemda bisa dapatkan PAD lebih tinggi lagi. Teknologi ini menawarkan konsep ramah lingkungan bebas bau. Kita mau jadikan masyarakat bebas pobia sampah,“ tandasnya.