Kota Pekalongan - Hujan dengan intensitas sedang dan durasi cukup panjang yang terjadi sejak Sabtu (5/2) mulai pukul 11.00-19.00 WIB membuat sebagian wilayah Kota Pekalongan kembali dilanda banjir dengan ketinggian yang bervariasi. Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat per Minggu (6/2) malam, ada 120 jiwa warga yang mengungsi di sejumlah pengungsian yang telah disediakan.
Kalakhar BPBD Kota Pekalongan Saminta melalui Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Dimas Arga Yudha menjelaskan, bahwa adapun titik lokasi pengungsian yang disiapkan Pemkot yakni di TPQ Al Hikmah Kelurahan Tirto sebanyak 94 jiwa dan Aula Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat ada 26 jiwa, sehingga total 120 jiwa pengungsi baik anak-anak, orang dewasa, maupun lanjut usia (lansia).
“Hari ini kami sudah berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Pekalongan Barat untuk membuka titik lokasi pengungsian di Aula Kecamatan setempat apabila ada penambahan masyarakat yang mengungsi untuk bisa diarahkan ke lokasi tersebut,” ucap Dimas saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin (7/2).
Menurut Dimas, banjir Kota Pekalongan yang terjadi kali ini disebabkan oleh murni curah hujan yang mengakibatkan genangan di beberapa wilayah di Kota Pekalongan terutama di Kecamatan Pekalongan Utara dan Kecamatan Pekalongan Barat, serta sebagian drainase yang mengalir ke Sungai Bremi menyebabkan air melimpas ke permukiman masyarakat terutama di wilayah Kelurahan Tirto, Kelurahan Pasirkratonkramat, dan Kelurahan Padukuhan Kraton.
Dijelaskan Dimas, Sejak kejadian banjir pada Hari Sabtu lalu hingga sekarang (7/2), tim penanggulangan bencana Kota Pekalongan tetap melakukan upaya monitoring patroli kesiapsiagaan, assesment terkait dampak kebencanaan, mengoptimalkan koordinasi lintas sektor, melakukan penyediaan data dan informasi kebencanaan serta memaksimalkan upaya kedaruratan bencana tyang sudah dilakukan Pemkot sejak hari Minggu kemarin (5/2), termasuk penanganan perbaikan tanggul yang melimpas maupun bocor, mengoptimalkan pompa-pompa yang sudah ada dengan koordinasi DPUPR. Namun, terkait penyedotan pompa memang diatur waktunya karena ada jam istirahat untuk pompa dan disesuaikan dengan debit air sungai.
“Untuk penanganan logistik dan kebutuhan dasar pengungsian serta sarana dan prasarana lainnya tengah dioptimalkan oleh Pemkot, yang pasti untuk kebutuhan makan dan minum, obat-obatan, dan pengecekan kesehatan terus dilakukan di lokasi-lokasi pengungsian melalui instansi-intansi terkait lainnya,” tegasnya.
Lebih lanjut, mengingat musim penghujan berpotensi masih terjadi, pihaknya menghimbau kepada seluruh masyarakat Kota Pekalongan khususnya yang tinggal di sempadan sungai untuk memastikan alat-alat kelistrikan di rumah sudah terkondisikan dengan baik. Selain itu, pastikan dokumen-dokumen penting dan barang-barang berharga di rumah telah diamankan ke tempat yang lebih tinggi dan tidak terkena air. Apabila rumah yang ditinggalinnya sudah tidak bisa ditempati, masyarakat diharapkan bisa melakukan evakuasi mandiri menuju titik-titik pengungsian terdekat baik yg sudah disediakan pemkot maupun mengungsi ke tempat saudara yang tidak terdampak banjir serta mengurangi aktivitas di luar rumah ketika musim penghujan untuk meminimalisir dampak yang terjadi.
“Kemungkinan penambahan titik banjir, mudah-mudahan karena ini murni curah hujan, semoga tidak begitu banyak. Kami berharap, cuaca bisa segera cerah atau intensitas hujan bisa menurun, meskipun kemungkinan-kemungkinan penambahan titik banjir bisa saja terjadi, misal di Kelurahan Bendan Kergon, Podosugih, dimana di wilayah itu juga ada banyak genangannya. Tapi kita berdoa mudah-mudahan banjir ini tidak semakin meluas,” pungkasnya.