Pangkp – Bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogau berharap kaum tuna rungu dan tuna wicara tidak termarjinalkan.
Hal itu dikatakan Bupati Yusran, saat menghadiri kegiatan pembinaan mental dan pembelajaran agama Islam serta cara berdakwah dengan bahasa isyarat untuk kalangan penyandang tuna rungu dan tuna wicara yang digelar Komunitas Organisasi Tunarungu Indonesia (Gerkatin) di Masjid Terapung depan Halaman Rujab Bupati Pangkep, Selasa (1/2).
“Itu (termarJinalkan-red) tidak boleh sama skali karena kalian semua adalah masyarakat Pangkep dan memiliki hak dan kewajiban yang sama, baik itu dalam bantuan ekonomi atau apapun itu,” tambah MYL.
Lanjut MYL, dirinya meminta peserta kajian Islam tersebut untuk tidak berkecil hati dan merasa memiliki kekurangan.
“Janganlah kalian karena merasa memiliki kekurangan sehingga berkecil hati,” ujar dia.
“Saya akan mengupayakan sebaik-baiknya untuk kalian yang ada di sini, seperti menargetkan para lulusan sekolah luar biasa yang nantinya telah lulus untuk diberi pelatihan khusus agar mampu mencari nafkah untuk keluarga dan orang tuanya,” tandas MYL.
Kajian Islam Gerkatin ini bekerjasama dengan Baznas, serta Pemkab Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep).
Sementara itu, Ketua pelaksana kegiatan, Alwi Fatahillah mengatakan, kegiatan ini bertujuan mengedukasi para peserta untuk mengenal ajaran Islam.
“Ini kegiatan kami laksanakan untuk mengajarkan anakku dan saudaraku sekalian yang tunarunggu dan tunawicara agar lebih mengenal Islam dan ajarannya,” kata Alwi Fatahillah.
“Kami disini sesuai dengan visi dan misi bapak bupati kita ingin mengantarkan Pangkep yang religius dengan mengajarkan juga para peserta yang mengikuti kajian untuk berdakwah dengan vahasa isyarat,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kajian Islam tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sabrun Jamil, Ketua Baznas Abubakar Safa dan Ustad Yusuf sebagai pemateri yang mengajarkan berdakwah dengan bahasa isyarat.