Solo - Salah satu tempat paling terkenal di Kota Surakarta sebagai pusat berburu barang antik bagi para kolektor adalah Pasar Triwindu. Pasar Triwindu adalah pasar barang-barang antik serta onderdil khusus (klithikan) yang berada di Kota Surakarta.
Pasar Triwindu merupakan peninggalan Raja Pura Mangkunegaran. Awalnya, bernama Pasar Windujenar. Seiring perkembangan Pasar Windujenar berubah nama menjadi Pasar Triwindu.
"Pasar Triwindu itu tadinya bernama Pasar Windujenar. Mungkin masyarakat latah dan kurang enak didengar namanya. Akhirnya pada Juni 2011, berubah nama jadi Pasar Triwindu hingga sekarang,” ungkap Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Triwindu Dodi Sudarsono.
Sebelum menjadi pusat belanja barang antik, Pasar Triwindu dulunya hanyalah lapak kecil dengan beberapa pedagang yang menjual kue-kue, pakaian tradisional, majalah atau koran.
Seiring berjalannya waktu, pasar yang tadinya menjual kebutuhan sehar-hari ini berubah menjadi pasar barang antik yang berisi barang antik memang memiliki daya tarik sendiri bagi kolektor.
Selain menghadirkan kepuasan bagi seseorang, barang antik memanglah sangat menarik dan terkesan sangat “nyentrik” untuk dimiliki.
Berbagai barang-barang antik dan kuno dijual di sini. Ada uang koin dan kertas kuno dikeluarkan tahun 1800an, topeng, piring kuno dibuat tahun 1960, keris, batik, dan perkakas rumah tangga.
Kita juga dapat menemukan televisi kuno, lampu-lampu hias bernuansa kuno dengan bentuk dan warna yang sangat cantik, hingga kamera merek reflex dengan model yang tak kalah hits dengan kamera model sekarang.
Tidak hanya itu, di Pasar Triwindu kita juga akan disuguhi dengan pemandangan tumpukan radio model kuno yang berjejer lengkap dengan berbagai macam model dan tipe.
Selain barang-barang antik yang berjejer, kamu juga akan menemui berbagai poster lawasan yang dipajang di beberapa lapak disana. Poster-poster kuno ini biasanya digunakan untuk dekorasi ruangan untuk membangun nuansa kuno.