Labuan Bajo - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, melaksanakan studi banding di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, selama dua hari pada 28-29 Januari 2022. Studi banding dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pengelolaan pariwisata di Kabupaten Banyuwangi khususnya Pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Rombongan studi banding Pemkab Banyuwangi dipimpin Bupati Ipuk Fiestiandani dan Wakil Bupati Sugirah beserta unsur Forkopimda, dan OPD terkait lingkup Pemkab Banyuwangi.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan Pemda Manggarai Barat yang diwakili Sekda Fransiskus Sales Sodo yang sudah menerima rombongan Pemkab Banyuwangi di Labuan Bajo.
Bupati menjelaskan maksud kunjungan di Manggarai Barat untuk membangun jejaring pariwisata karena Labuan Bajo ini telah ditetapkan oleh pemerintah pusat menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan destinasi pariwisata super prioritas nasional.
"Labuan Bajo telah ditetapkan sebagai KEK dan DPSP nasioanl yang di Kelola Badan Otorita tentunya semangat akselerasi atau percepatan pembangunan pariwisata menjadi cepat," kata Bupati Ipuk Fiestiandani saat pertemuan dengan Pemkab Manggarai Barat, Jumat (28/1) malam di Hotel Meruorah Komodo Labuan Bajo
Ia berharap pembanguan pariwisata di labuan Bajo yang begitu cepat bisa dirasakan sampai di Banyuwangi.
"Kami berharap ada efek domino dari kepariwisataan Labuan Bajo yang sampai ke Banyuwangi," imbuhnya.
Untuk kedepannya, ia juga menginginkan dilakukan studi banding antara Banyuwangi dan Manggarai Barat dalam meningkatkan kualitas SDM di bidang kepariwisataan.
“Teman-teman dari Labuan Bajo sudah beberapa kali ke Banyuwangi, dan saat ini adalah kunjungan balasan dari kami. Untuk itu saya berharap Labuan Bajo mau berbagi pengalaman, suka duka dalam pengembangan pariwisata selama ini," ucap Bupati Ipuk Fiestiandani.
Pada tempat yang sama, Sekda Manggarai Barat Fransiskus Sales Sodo menyampaikan ucapan terimakasih dan selamat datang kepada rombongan Pemkab Banyuwangi beserta unsur Forkopimda yang telah melakukan studi banding di Manggarai Barat.
"Seharusnya yang melakukan studi banding itu kami Pemkab Mabar ke Banyuwangi, karena mengingat Banyuwangi sudah lebih dulu populer dan maju dunia kepariwisataannya dibandingkan Manggarai Barat," ungkap Sekda Fransiskus.
Sekda Mabar memaparkan terkait luas wilayah, jumlah penduduk dan mengenalkan beberapa Obiek Wisata di Mabar salah satu yg unik adalah istana ular.
Ia mengatakan tantangan Pemkab Mabar saat ini adalah masih adanya ketimpangan Pembangunan antara kota Labuan Bajo dengan wilayah pedesaan di Kabupaten Manggarai Barat, begitu juga dengan SDM yang masih terbatas.
"Dengan kemajuan pembangunan pariwisata saat ini, masyarakat Manggarai Barat belum mampu menyambut kemajuan pariwisata tersebut, sehingga masyarakat luar yang mengambil keuntungan dari kemajuan pariwisata tersebut," jelasnya.
Namun untuk saat ini, jelasnya, Pemkab Mabar terus berusaha untuk melakukan pembinaan terhadap masyarakatnya seperti pelaku UMKM agar bisa bersaing dan mendukung Pariwisata Mabar.
Turut hadir mendampingi sekda Staf Ahli Bidang SDM Yeremias Ontong, Asisten Adminstrasi Kepegawaian Ismail Surdi, Kepala BP4D Petrus Antonius Rasyid, Kadis Parekrafbud Pius Baut, Kadis Bina Marga, Bina Konstruksi dan Perhubungan Yosef Suandi, Perwira Penghubung Dandim 1416 Manggarai, Wakil Danlanal labuan Bajo dan Kapolsek Komodo.