Labuan Bajo - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno melakukan kunjungan kerja ke Labuan Bajo pada Kamis (27/1). Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan Road Show DPSP yang sudah dimulai sejak awal Januari lalu di Candi Borobudur.
Tiba pukul 14.35 WITA di Labuan Bajo, Menparekraf Sandiaga langsung meninjau fasilitas yang sudah dibangun di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo terutama kesiapan menjelang penyelenggaraan side event G20.
Titik pertama yang dikunjungi Sandiaga Uno adalah Creative Hub Labuan Bajo di kawasan Puncak Waringin. Di bangunan yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada tanggal 14 Oktober 2021 tersebut Sandiaga mengatakan bahwa Puncak Waringin adalah simbol kolaborasi dan sarana untuk bertukar informasi di antara para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) serta menjadi pendorong multiplayer effect kepada sektor lain.
"Creative hub adalah sebuah ruang untuk silaturahmi dan bertukar informasi. Di sini juga kita melihat bukti kolaborasi lintas kementerian dan lembaga. Keseriusan pemerintah pusat terhadap pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo menjadikannya sebagai salah satu DPSP dan oleh karena itu kita harus ambil semangat optimisme bersama, bergandengan tangan dan mengambil momentum ini sebagai bagian dari kebangkitan ekonomi kita," jelas Sandiaga Uno.
Sebelum menandatangani prasasti Creative Hub Puncak Waringin, Sandiaga Uno juga mengungkapkan bahwa lebih dari 20 juta penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sehingga dengan berbagai fasilitas baru yang dibangun pemerintah, akan menciptakan lapangan pekerjaan dan memberi semangat baru pada pelaku ekraf terutama di saat pandemi seperti saat ini.
Dalam bangunan yang dia sebut sebagai 3S (Spirituality/spritual, Serenity/ketenangan dan Sustainability/keberlanjutan) tersebut Sandiaga juga menjelaskan tentang pengoptimalan keterlibatan pelaku UMKM menjelang G20. Menurutnya, pelaku UMKM lokal harus menjadi pemain sekaligus lokomotif yang kolaboratif.
"Saya ingin mengajak semua berkolaborasi agar para pelaku ekonomi kreatif di Labuan Bajo menjadi pemain sekaligus lokomotif, namun tidak sendiri tetapi harus mengajak semua supaya bisa naik kelas bersama," pungkas Menparekraf tersebut.
Pada kesempatan ini, Kemenparekraf melalui
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) sebagai satuan kerja dibawahnya sedang mempersiapkan program pendampingan untuk menyambut pelaksanaan side event G20 dan akan diikuti oleh Road to G20 yang tentunya dilakukan dengan kolaborasi dengan Pemerintah Daerah serta kementerian dan lembaga terkait.
Hal senada juga disampaikan Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina. Ia menyampaikan bahwa saatnya mengisi berbagai fasilitas yang dibangun tersebut dengan berbagai kegiatan yang tentu tetap mengedepankan pengembangan ekraf oleh masyarakat lokal terutama menjelang penyelenggaraan side event G20.
"Sudah menjadi misi Kemenparekraf mendorong pertumbuhan produk lokal seperti dengan adanya program Bedakan, Inkubasi, dan Akasilirasi. Di BPOLBF sendiri juga ada Floratama Academy yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para pelaku ekraf dalam mengembangkan usaha parekraf. Ke depannya berbagai program ini dapat dilakukan di fasilitas-fasilitas yang sudah dibangun seperti Puncak Waringin sehingga ada proses pertukaran informasi dan ide yang terjalin di sini dan salah satu tujuan akhirnya adalah rantai pasok di Labuan Bajo dipenuhi oleh produk lokal yang berkualitas dan berdaya saing terutama menjelang side event G20," jelasnya.
Sebagai perwakilan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Sekretaris Daerah Fransiskus S. Sodo mengungkapkan terima kasih sekaligus menyambut baik jika ada program pendampingan lanjutan dari Kemenparekraf sehingga berbagai fasilitas yang telah diserahterimakan kepada Pemda dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin ke depannya.
"Atas nama Pemda dan masyarakat Manggarai Barat, kami ucapakan terima kasih kepada menteri dan seluruh jajaran atas seluruh aset yg sudah direncanakan dan sudah dikembangkan utk Labuan Bajo dan Flores pada umumnya, begitu juga dengan proyek KSPN yang akan berakhir di tahun ini. Ini adalah tantangan bagi Manggarai Barat, bagaimana agar KSPN ini bisa dijaga dan dimanfaatkan dengan tujuan luhur dari Presiden, Menteri dan kesejahteraan masyarakat di Labuan Bajo pada khususunya dan NTT pada umumnya. Pariwisata cakupannya sangat luas dan kami butuh pendampingan," pungkasnya.