Labuan Bajo - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Deputi Bidang Industri dan Investasi, serta Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mengadakan rapat secara hybrid (daring dan luring) bersama kementerian dan lembaga terkait untuk membahas tentang strategi penguatan rantai pasok industri pariwisata dan ekonomi kreatif (19/1).
Dalam rapat yang dilakukan secara luring di Sudamala Resort Komodo tersebut, Deputi 4 dan BPOLBF juga mengundang Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPC PHRI) Labuan Bajo untuk berdiskusi sehingga tujuan dari pertemuan tersebut dapat tercapai dan dilaksanakan dengan maksimal.
Kepala Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf Fadjar Hutomo mengatakan, pengurus PHRI di Labuan Bajo dengan Kemenparekraf memiliki visi dan misi yang sama, yaitu membangun pariwisata, sehingga mampu memberikan keadilan pada semua sektor.
"Tentunya kita berada dalam satu visi dan misi yang sama, membangun dan mengembangkan ekosistem pariwisata di Labuan Bajo pada khususnya dan Floratama pada umumnya, sebagai salah satu pilar dari pariwisata berkelanjutan, UMKM lokal harus bisa ikut serta dalam rantai pasok industri pariwisata," ujarnya seperti disebutkan dalam siaran pers BPOLBF, Kamis (20/1).
Kepala Deputi 4 mengatakan bahwa dalam pariwisata sudah tidak ada lagi kompetisi karena semua adalah pemenang, sehingga harus ada kolaborasi. Dirinya juga mendorong agar 11 Kabupaten koordinatif BPOLBF harus mulai menempatkan keunggulan dari daerahnya, terutama keunggulan dari rantai pasok produksi seperti beras, telur, sayur ataupun yang lain sehingga nantinya produk tersebut bisa memenuhi pasar pariwisata dan dapat disalurkan ke hotel dan restoran.
Hal senada juga disampaikan Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina bahwa diskusi tersebut bertujuan untuk mensukseskan berbagai peluang kolaborasi yang dapat dilakukan terutama untuk menguatkan rantai pasok pariwisata.
"Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk mensukseskan peluang kolaborasi dan kerjasama bersama PHRI mengingat hotel dan restoran adalah salah satu pasar besar dalam perputaran rantai pasok pariwisata dan industri ekonomi kreatif," ucap Shana.
Menurutnya melalui diskusi ini pula bisa saling berbagi informasi sehingga dapat mengisi ruang-ruang yang selama ini masih kosong dan harapannya produk pariwisata dan ekraf bisa terus berada di rantai pasok pasar pariwisata terutama di Labuan Bajo
Sementara itu, Ketua BPC PHRI Manggarai Barat, Silvester Wangge mengatakan bahwa diskusi ini adalah langkah yang baik untuk mulai memperkuat kembali rantai pasok pariwisata Labuan Bajo dengan produk lokal.
"Kami meyambut baik jika produk-produk lokal yang sudah siap jual bisa masuk di hotel-hotel dan restoran di Labuan Bajo. Lalu bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan adalah dengan membuat daftar kebutuhan hotel di Labuan Bajo, disisi lain para pelaku UMKM lokal juga membuat daftar produk yang mereka punya sehingga bisa saling mengisi," jelasnya.
Kedepannya, BPOLBF dan BPC PHRI berencana akan membuat perjanjian kerja sama sehingga alur kolaborasi yang dilakukan dapat lebih maksimal.