Batang - Bupati Batang Wihaji menyatakan, eksistensi pemerintah daerah terhadap Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang masih sesuai tugas pokok dan fungsinya.
“Kita masih on the track, karena semua investor selalu berkomunikasi baik. Kita punya namanya pintu perizinan, semuanya dilayani dengan baik, cepat, mudah, transparan dan sesuai regulasi,” kata Bupati Batang Wihaji usai menandatangani MoU di Ruang Abirawa Bupati, Kabupaten Batang, Kamis (20/1).
Ia juga menyebutkan, KITB menjadi salah satu kawasan industri di Indonesia yang digadang-gadang pemerintah pusat untuk pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19.
“Sesuai perintah Presiden Joko Widodo bahwa semangatnya KITB untuk cipta lapangan kerja. Oleh karena itu, kita support habis bersama untuk Indonesia,” jelasnya.
Hadirnya KITB, lanjut dia, akan merubah perekonomian Kabupaten Batang. Simpul ekonomi akan berputar sangat cepat karena akan hadir perusahaan-perusahaan. Tentunya hadir pula tenaga kerja yang prediksinya lima tahun kedepan bisa mencapai ratusan ribu orang.
“Saya kira secara otomatis ekonomi tumbuh, karena ada tenant, ada pekerjaan, uang akan berputar yang secara otomatis daya beli pasti ada dan pasti ekonomi akan tumbuh,” ungkapnya.
Pemkab Batang pun terus melakukan persiapan Sumber Daya Manusia (SDM) agar masyarakat Batang tidak jadi penonton. Karena akan ada turunan bisnis baru guna mencukupi kebutuhan industri dan masyarakat KITB.
“Kita sudah memiliki balai latihan kerja. Ini untuk persiapan tenaga kerja sesuai kebutuhan bisnis industri di KITB. Nantinya semua perusahaan akan memgambil tenaga kerja melalui sistem aplikasi Batang Karier yang di miliki Pemkab,” terangnya.
Sementara itu, Direktur PTPN IX, Dodik Ristiawan mengatakan, ada sekitar 6 investor yang sudah masuk KITB. Semuanya itu Foreign Direct Investment (FDI) atau Penanam Modal Asing (PMA).
Perusahaan itu bergerak di bidang tinta, alumunium, keramik, pipa, dan kaca dengan asal Negara diantaranya Belanda, Korea, dan China.
“Kalau nilai investasi saya kurang hafal. Tapi kira-kira sudah ada enam investor semuanya FDI yang sudah eksis di area 450 hektar. Dengan kebutuhan tenaga kerjanya di kisaran 2.000 keatas,” ujar dia.