Solo – Pasar Legi sebagai Pasar Induk Bahan Kebutuhan Pokok di Kota Surakarta dan daerah sekitarnya pernah terbakar pada 29 Oktober 2018 silam. Sebelumnya pasar yang cukup kumuh tersebut memaksa 3239 pedagang harus pindah ke pasar darurat di Kawasan Monumen Banjarsari Surakarta.
Lebih dari tiga tahun kemudian, Kamis (20/1), akhirnya Ketua DPR RI Puan Maharani meresmikan pasar induk bahan kebutuhan pokok terlengkap dan terbesar di Kota Surakarta bahkan di wilayah Solo Raya.
Puan dalam sambutannya mengatakan, keberadaan pasar tradisional merupakan denyut nadi kehidupan ekonomi Kota Solo. Pasar tradisional sebagai tempat berinteraksi antara penjual dan pembeli dan akhirnya terjadi jual beli menjadi sumber mendapatkan bahan kebutuhan pokok bagi warga Kota Surakarta.
“Dengan harga yang relatif lebih murah dari toko atau supermarket, barang-barang hasil bumi hasil dari kebun maupun tanah pertaniannya, pasar tradisional sekarang harus lebih berbenah dengan kondisi bangunan yang baru, bersih, nyaman dan terutama tidak kumuh. Saya harapkan setelah diresmikan, pedagang dan pengunjung mampu merawat dan menjaga kebersihan pasar dan tidak lupa terus menerapkan protokol kesehatan karena pandemi belumlah usai,” terang Puan.
Puan meminta Pasar Legi, usai revitalisasi menjadi simbol kebangkitan ekonomi Kota Surakarta pascapandemi COVID-19, peningkatan ekonomi lokal yang menjadi kebanggan warga Kota Surakarta.
Dikatakannya juga, usai hujan deras disertai angin yang mengakibatkan tampias (air masuk ke dalam bangunan), Puan meminta Pemerintah Kota Solo untuk memperbaiki atau memberikan tambahan pelindung agar air hujan tidak bisa masuk ke dalam bangunan pasar, sehingga para penjual dan pembeli tidak terganggu sehingga aktivitas jual beli berjalan lancar.
Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dalam sambutan selamat datangnya mengungkapkan, Pasar Legi sebagai pasar induk terbesar di Kota Solo dan yang menjadi kebanggaan warga Solo Raya yang telah selesai dibangun setelah sempat terbakar 3 tahun yang lalu merupakan hasil kolaborasi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kota Surakarta dan dukungan khususnya Kementerian PUPR dalam revitalisasi Pasar legi yang menghabiskan anggaran Rp114,72 miliar.
“Kami berterima kasih atas dukungan berbagai pihak dan selesainya Revitalisasi Pasar Legi telah mengalami beberapa kali pembangunan dan renovasi sejak pertama kali didirikan pada masa pemerintahan Mangkunegoro I. Pasar Legi yang sekarang berdiri dengan 3 lantai dengan daya tampung 321 pedagang kios, 2.218 pedagang los, 700 pedagang pelataran” katanya.
Pemerintah Kota Solo, lanjut Gibran, berkomitmen untuk merawat dan mengelola Pasar Legi agar menjadi pasar induk yang tidak hanya sebagai sarana perdagangan rakyat yang aman, nyaman, bersih tertata dan tidak kumuh namun juga menjadi pendorong percepatan pemulihan ekonomi dampak pandemi COVID-19.
Diharapkan, Pasar Legi bukan hanya sebagai pusat pemulihan ekonomi belaka di Kota Solo tetapi juga turut menggerakkan perekonomian Solo Raya.