Kota Pekalongan - Kendati masih dalam masa pandemi COVID-19, masyarakat Kota Pekalongan diimbau untuk tidak lengah terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Terlebih, memasuki musim hujan, banyak kubangan air yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti, inang pembawa virus DBD.
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid menyampaikan bahwa, terlepas adanya siklus atau tidak, waspada DBD harus menjadi perhatian masyarakat. Prinsipnya, saat musim hujan jangan biarkan ada air tergenang. Menurutnya, sekecil apa pun genangan itu harus segera dibersihkan agar tak menjadi sarang nyamuk bertelur.
“Kami menghimbau kepada masyarakat Kota Pekalongan khususnya yang memiliki anak kecil harus waspada DBD. Kita jaga lingkungan kita untuk memutus rantai penularan. Yaitu bila di suatu area terdapat kasus positif DBD serta ada tanda penularan setempat,” tutur Aaf, sapaan akrabnya.
Aaf meminta agar warga bisa terus menggiatkan kegiatan bersih-bersih di lingkungan sekitar tempat tinggalnya melalui kerja bakti untuk membersihkan selokan-selokan atau sungai-sungai kecil di belakang rumah. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir nyamuk Aedes Aegypti untuk berkembang biak yang dapat dapat membawa virus DBD.
“Karena saat ini sudah mulai banyak kasus DBD. Kegiatan bersih-bersih lingkungan juga dinilai bisa mengurangi dampak banjir. Kita harus gerakkan lagi gotong royong atau kerja bakti, karena kita masih melihat bahwa gerakan gotong-royong maupun kerja bakti di masyarakat sudah sangat berkurang semangatnya. Ini tugas kecamatan, kelurahan hingga tingkat RT/RW, mudah-mudahan dengan semangat dan kesadaran bersama ini bisa menekan kasus DBD yang ada,” tegas Aaf.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto menjelaskan bahwa saat ini memang masih dihadapkan musim penghujan sehingga rentan terjadi kenaikan kasus penularan penyakit DBD.
“Beberapa kali kami sudah menerima laporan dari warga maupun rumah sakit terkait adanya indikasi Demam Berdarah ini,” kata Budi.
Disampaikan Budi, keberhasilan pencegahan kasus DBD harus didukung dengan kesadaran masyarakat dalam penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu, masyarakat diminta tetap menjalankan program Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan pola 3M plus, yakni Menguras tempat yang sering menjadi penampungan air, Menutup rapat tempat-tempat penampungan air dan Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), dan disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah. Plusnya atau kegiatan pendukung lainnya, lanjutnya, adalah dengan bergotong royong untuk membersihkan lingkungan atau memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk
“Upaya yang bisa kita lakukan diantaranya menggalakan PSN, melakukan fogging di beberapa wilayah yang terindikasi adanya kasus DBD. Alhamdulillah kasus kematian akibat DBD bisa ditekan sampai saat ini,” tandasnya.