Kota Pekalongan - Dua tahun pandemi COVID-19 melanda, sektor batik di Kota Pekalongan begitu terdampak, beberapa waktu proses produksi dihentikan, beberapa pekerja juga diliburkan karena tak ada aktivitas membatik. Kini Kota Pekalongan perlahan semakin kondusif, ekonomi mulai bangkit begitu pula pada sektor perbatikan.
Ketua Serikat Pengrajin Batik Pasirsari (Serbapas) Kota Pekalongan, Shodiqin saat ditemui di tempat produksinya di Pasirsari, Kelurahan Pasirkratonkramat, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Senin (17/1), mengaku bersyukur karena kasus COVID-19 mulai melandai.
"Dua tahun kita dilanda COVID-19, kami masih bertahan dan saat ini kami mulai bangkit. Februari dua tahun yang lalu kami berhenti produksi selama empat bulan, baru bulan Juli setelah Lebaran kami produksi lagi," cerita Shodiqin.
Shodiqin melanjutkan, dirinya sempat memberhentikan pekerja 40% selama beberapa bulan.
"Kami sangat terdampak, ditambah lagi wilayah Pasirsari ini hampir 90% warganya menggantungkan ekonominya pada sektor batik," jelas Shodiqin.
Yang dirasakan Shodiqin ini juga dirasakan oleh pengrajin batik lainnya di Pasirsari. Bahkan ada pula yang masih belum ada pergerakan atau belum bangkit karena lumpuhnya pemasaran batik.
"Terlebih lagi daya beli masyarakat juga ikut menurun," kata Shodiqin.
Shodiqin menjelaskan kendalanya selama ini yakni dalam pemasaran dan tak adanya kegiatan pameran batik. Shodiqin berharap ke depannya sektor batik dapat pulih kembali sehingga kehidupan ekonomi masyarakat di sini juga meningkat.
"Semoga pandemi COVID-19 betul-betul usai, tak ada kasus lagi," pungkas Shodiqin.