Solo – Pasar Legi Kota Surakarta tidak lama lagi akan diresmikan, sejumlah persiapan diantaranya penyelesaian beberapa persoalan dikebut untuk diselesaikan.
Hal tersebut terjadi saat Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mendampingi Dirjen Cipta Karya Diana Kusumastuti meninjau kesiapan Pasar Legi sebelum diresmikan pada 20 Januari mendatang, Sabtu (15/1).
Atas dasar tinjauan yang dilakukan, ada sejumlah masukan, “uneg – uneg” dan temuan yang akan segera diselesaikan oleh Pemerintah Kota Surakarta maupun Kementrian PUPR mengingat masih ada masa pemeliharaan selama 6 bulan.
“Sudah kita tampung semuanya kok. Exhaust fan atau blower yang berisik, kita pasang kedap suara. Terus kita desain kanopi sesuai konsep green building dengan memanfaatkan semua elemen alam,” kata Gibran.
Menurut Gibran, para pedagang harus mampu beradaptasi untuk kebaikan semua pihak. Dengan bangunan pasar yang baru, Pasar Legi dengan dagangan dan pengunjung akan semakin banyak transaksinya karena kondisi pasar yang bersih, terang, dengan berbagai fasilitas yang membuat kenyamanan dan kegiatan jual beli berlangsung dengan baik.
Dengan beroperasinya kegiatan perdagangan di Pasar Legi, lanjut Gibran, kegiatan ekonomi akan tambah ramai. Yang terpenting, penjual bisa berjualan dan untuk permasalahan teknis seperti tangga licin, blower yang berisik sambil jalan akan segera ditangani.
Menjawab pertanyaan wartawan, penjual akan merugi atau tidak laku dagangannya, orang nomor satu di Kota Solo tersebut menjawab tegas pasti laku secara pelan – pelan.
Kios yang menghadap tembok atau satu sisi dengan ijin KemenPUPR akan dibuka menghadap ke tengah sehingga bisa lebih mudah terlihat pembeli atau pengunjung. Perbaikan akan dilakukan setelah dilakukan serah terima pekerjaan.
Gibran tak lupa menyampaikan apresiasi pada para pedagang yang sudah kooperatif, kompak dan diharapkan para penjual memiliki mindset baru dengan ikut menjaga kebersihan pasar. Dengan los dan kios yang baru pedagang oprokan pun diyakini semakin tambah transaksi.
Sementara itu, Dirjen Diana Kusumastuti usai meninjau Pasar Legi mengunggkapkan evaluasinya, bangunan pasar sudah 100 % selesai dan kalau akan digunakan akan diamati perilaku pedagang seperti apa. Tetap ada pengawasan untuk menjaga keamanan serta kebersihan.
”Kebersihan pasar sangat penting karena pasar akan kembali kumuh lagi. Saya menekankan supaya Pemerintah Daerah mengajak para pedagang untuk memperhatikan kebersihannya sehingga pasar ini menjadi lebih rapi pasar akan sehat. Kalau buang sampah sembarangan, pasar akan kotor,” ucapnya.
Terkait dengan keluhan pedagang dengan suara blower akan dibenahi sehingga pedagang merasa nyaman. Namun, pedagang juga diminta beradaptasi dengan bangunan baru berkonsep green building.
Untuk bongkar muat barang, sudah desain sedemikian rupa dengan kendaraan pengangkut sejenis pick up bukan dengan truk atau kendaraan besar.
Yatno, seorang penjual pisang asal Gemolong Sragen, mengaku perlu menyesuaikan dengan kondisi bangunan yang baru.
“Saya menurut saja dengan apa yang diberikan Pemerintah yang penting jualan saya nantinya saya harap akan lebih laku karena pasar bersih,” ujarnya.
Penjual yang lain, Ardi, penjual garam di kios juga akan memyesuaikan dengan jarak bongkar muat yang cukup jauh, namun dia akan menyesuaikan dengan keadaan.
“Saya meneruskan dari orang tua usaha jual garam ini. Harapan saya dagang saya lebih laku dari sebelumnya,” tandasnya.