Batang - Vaksinasi pada anak usia 6-11 tahun dinilai berdampak positif, selain untuk menjaga imunitas, yang tidak kalah pentingnya adalah dapat menurunkan risiko penularan virus Corona.
Dokter Spesialis Anak Tan Evi Susanti mengatakan, dari sudut pandang kesehatan anak, vaksinasi tersebut memang harus dilakukan sesegera mungkin.
“Anak-anak bisa jadi salah satu sumber penularan COVID-19, meskipun kebanyakan dari mereka tanpa gejala. Namun dia bisa menularkan ke orang tuanya, bahkan kakek dan neneknya,” katanya, saat ditemui, di RS QIM Kabupaten Batang, Jumat (14/1).
Menyikapi ada beberapa anak yang mengalami komorbid atau penyakit penyerta, dr. Evi sapaan akrabnya menanggapi bahwa tergantung dari penyakit anak itu.
“Jadi tidak semua pasien Komorbid terus tidak diimunisasi, tapi dilihat jenis penyakitnya. Misalnya, anak penderita Diabetes Melitus tipe satu, sepanjang terkontrol, bisa divaksinasi,” jelasnya.
Selian itu, penyakit Thalasemia atau kelainan darah, selama kondisi tubuh sehat, dan telah ditransfusi darah, maka divaksinasi.
Yang perlu diperhatikan justru apabila ada anak yang menderita penyakit yang membutuhkan imunosupresan atau golongan obat yang digunakan untuk menurunkan sistem kekebalan tubuh.
“Andai kata ada anak yang mengalami HIV/AIDS dan kanker, pemberian vaksin dapat ditunda sampai selesai menggunakan obat tersebut dan menunggu imunitas membaik,” ungkapnya.
Ia menegaskan, masa pengobatan bisa mencapai 3-5 bulan. Maka untuk mengantisipasi agar tidak mudah terpapar COVID-19, perlu menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Semoga seluruh anak di Kabupaten Batang bisa tervaksinasi dan capaiannya meningkat, jadi tidak ada kekhawatiran,” tegasnya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Batang dua pekan pelaksanaan vaksinasi anak di sejumlah SD masih mencapai 26,24%. Sedangkan capaian vaksinasi dosis pertama masyarakat umum 75,73% dan lansia 66,42%.