Sigi - Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tingkat Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, tahun ini sedikit berbeda karena dilakukan melalui video conference.
Dipimpin langsung oleh Bupati Sigi Mohamad Irwan didampingi Sekretaris Daerah Muhamad Basir dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Mohamad Afit, serta sejumlah kepala OPD, peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2020 diawali dengan penanaman pohon bersama yang dilaksanakan di Aula Kantor Bupati Sigi, Kamis (11/6).
Bupati Sigi Mohamad Irwan saat membacakan sambutan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya mengatakan bahwa Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini dipusatkan di Kolombia dengan mengusung tema "Biodiversity dan tagline Time for Nature".
"Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki hutan tropis dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, sehingga menyandang predikat mega-biodiversity country. Oleh karenanya, Indonesia berperan strategis dalam menjaga stabilitas ekosistem global. Terbukti dunia menaruh atensi yang begitu tinggi terhadap keanekaragaman flora dan fauna Indonesia," ujar Siti Nurbaya.
Dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2020, Menteri Siti Nurbaya menyerukan kolaborasi nasional dan global untuk keanekaragaman hayati dan pemanfaatannya secara berkelanjutan sebagai komponen penting lingkungan hidup, dan dengan terus menjalankan upaya-upaya mengisi jalan menuju keseimbangan baru manusia dan alam.
"Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang peduli dan mendedikasikan diri dalam pelestarian keanekaragaman hayati dan lingkungan secara keseluruhan. Mari kita terus menjaga keseimbangan manusia dan alam. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing dan melindungi langkah-langkah kita untuk kebaikan bangsa Indonesia yang kita cintai," ujar Siti Nurbaya.
Siti menyebutkan, keanekaragaman hayati merupakan pondasi pendukung semua kehidupan di daratan, lautan dan udara, mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia mulai dari kesehatan, menyediakan udara dan air yang bersih, makanan, obat-obatan dan mitigasi perubahan iklim.
"Merubah atau menghilangkan salah satu komponen dari jaringan keanekaragaman hayati akan menyebabkan seluruh sistem berubah dan menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan manusia. Timbulnya bencana pandemi COVID-19 menunjukkan bahwa jika kita merusak keanekaragaman hayati, maka kita juga merusak sistem pendukung kehidupan manusia," ujar Siti Nurbaya, sebagaimana dijelaskan Bupati Sigi Mohamad Irwan.