Batang - Akses internet masih menjadi kendala di wilayah Kabupaten Batang. Terutama di wilayah dataran tinggi seperti Desa Pranten Kecamatan Bawang. Pasalnya, di masa pandemi COVID-19 yang hampir berlangsung dua tahun ini, dalam proses belajar mengajarnya lebih banyak melalui daring.
Para pelajar Desa Pranten saat belajar daring mereka harus berjibaku memanjat genteng WC umum untuk mendapatkan sinyal. Karena tempat itu, hanya satu - satunya yang bisa menangkap sinyal.
Melihat persoalan tersebut Diskominfo Batang mengupayakan dengan memfasilitasi jaringan kabel internet yang menyambungkan dari wilayah Kabupaten Banjarnegara.
Hal itu, disambut baik oleh masyarakat Desa Pranten, karena wilayah tersebut terentaskan dari susah sinyal internet.
“Alhamdulilah sekarang lancar, kemarin - kemarin ngeblang tidak ada sinyal,” kata Kepala Desa Pranten Edi saat ditemui di Balai Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Selasa (11/1).
Ia pun mengapresiasi Diskominfo Batang yang telah memfasilitasinya sarana komunikasi melalui jaringan internet kabel.
“Berkat jaringan kabel internet yang difasilitasi Diskominfo Batang, komunikasi kita lancar dengan Pemerintah kecamatan maupun ke Pemerintah Kabupaten Batang,” jelasnya.
Tidak hanya itu, lanjut dia, para pelajar pun sekarang dapat belajar secara daring dengan nyaman. Tidak lagi harus mencari sinyal.
Sementara itu, Bupati Batang Wihaji mengatakan, desa yang tidak memilki jaringan internet ataupun susah sinyal menjadi prioritas.
Karena hal itu masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) melalui program Smart Village.
“Kita sudah perintah Diskominfo Batang agar difasilitasi sinyal. Karena biasanya masyarakat Desa Pranten susah sinyal. Sekarang sudah difailitasi, hanya penyebarannya tinggal disosialisasikan saja,” terangnya.
Wihaji juga menyebutkan fasilitas jaringan internet bagian dari memberikan kepastian kepada para pelajar di Desa Pranten.
“Dulu sekolah online, para pelajar belajar di atas genteng. Sekarang Pemda sudah memfasilitasi ada sinyal di dataran tinggi seperti di Desa Pranten,” tandasnya.