Batang - Kantor Imigrasi Mal Pelayanan Publik (MPP) Kabupaten Batang, mulai membuka pelayanan pembuatan paspor pascamulai diizinkannya ibadah umrah oleh Kementerian Agama RI.
Verifikator Kantor Imigrasi Pemalang Anas Fatoni mengatakan, pelayanan paspor telah dibuka sejak awal Januari 2022, baik untuk ibadah umrah maupun bekerja ke luar negeri.
“Waktu pelayanan dibuka tiap hari Selasa pukul 08.00 - 14.00 WIB, dengan kuota 10 pemohon. Sampai bulan ini ada 30 pemohon paspor baru,” katanya, saat memberikan pelayanan pembuatan paspor, di MPP Kabupaten Batang, Selasa (11/1).
Ia menyampaikan, di masa pandemi pelayanan yang diberikan memang dibatasi untuk 10 kuota, tetapi apabila kedepan volume pelayanan sudah boleh ditambah, otomatis kuota pemohon paspor baru akan ditingkatkan.
“Pemohon sangat variatif, ada yang mau berangkat ibadah umrah, wisata ke Brunei Darussalam dan yang bekerja hanya ke Taiwan sebagai pelaut,” jelasnya.
Masyarakat yang ingin membuat paspor cukup mengeluarkan biaya sebesar Rp350 ribu baik untuk kepentingan umrah maupun bekerja ke luar negeri.
Ia mengimbau, bagi masyarakat Batang, Pekalongan dan sekitarnya, apabila akan membuat paspor baru, sebaiknya persiapkan persyaratan yang diperlukan secara lengkap.
“Lengkapi data-data yang diperlukan, seperti KTP, KK dan Akta Kelahiran atau Surat Nikah,” tegasnya.
Salah satu pemohon warga Tersono, Murtiningrum mengutarakan, dibukanya kembali pelayanan paspor, merupakan kabar gembira, terlebih pemerintah telah mengizinkan jamaah umrah berangkat ke Tanah Suci.
“Alhamdulillah walaupun pelayanan paspor di sini masih baru, tapi pelayanannya bagus sekali, juga sabar sama ibu-ibu seperti saya,” ungkapnya.
Ia merencanakan paspor tersebut akan digunakan untuk berangkat umrah awal bulan Februari mendatang.
“Mudah-mudahan virus Corona sudah selesai, terus ketika kami berangkat dimudahkan Allah SWT,” harapnya.
Ia menerangkan, sebelum berangkat umrah ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. Yakni membuat paspor, dan persyaratan data kependudukan harus terpenuhi.
“Untuk besaran biaya umrah Rp30 juta dan biaya tambahan untuk karantina dan swab antigen masih belum ada kepastian,” ujar dia.
Ia memasrahkan semuanya kepada Allah karena niatnya semata-mata hanya untuk beribadah.
“Untuk bisa berangkat ke Tanah Suci semuanya juga karena panggilan dari Allah, kalau munculnya Omicron, itu sudah diurus sama pemerintah. Semoga saja waktu berangkat ke Mekkah tidak perlu ada karantina dan lainnya, sehingga lebih mudah segalanya,” pungkasnya.