Kediri - Pemerintah Kota Kediri melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang terdiri dari Barenlitbang, DKPP, Disperdagin, Bagian Perekonomian, Bagian Pemerintahan, DPUPR, Bank Indonesia, serta Bulog bersinergi dalam upaya preventif dalam mengendalikan inflasi tahun 2022. Salah satunya adalah penyusunan Roadmap Pengendalian Inflasi.
Kepala Barenlitbang Kota Kediri Chevy Ning Suyudi, akhir pekan kemarin, menjelaskan di dalam rencana kerja pengendalian inflasi tersebut mengadopsi strategi 4K, yang terdiri dari: keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, serta komunikasi efektif.
Dijelaskannya, terdapat sepuluh komoditas utama penyumbang inflasi Desember 2021 di Kota Kediri, seperti cabai rawit, minyak goreng, tarif kereta api, beras, telur ayam ras, cabai merah, kangkung, semangka, terong, serta emas perhiasan. Lain daripada itu, komoditas sawi hijau, pepaya, jeruk, udang basah, biaya administrasi transfer uang, deterjen, anggur, pembalut wanita, ketimun, serta kelapa justru mengalami deflasi.
"Ke depan Pemkot Kediri patut mewaspadai beberapa hal pendorong inflasi yang mungkin terjadi pada Januari 2022, yakni munculnya virus baru Omicron berpotensi meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi aktivitas masyarakat di pasar atau pusat perbelanjaan, kenaikan cukai rokok yang berimbas pada kenaikan harga rokok, serta perubahan iklim yang ekstrim menyebabkan penurunan komoditas tertentu," ujarnya.
Chevy berharap melalui penyusunan Roadmap pengendalian inflasi ini dapat mensinergikan pihak-pihak terkait dalam mengendalikan laju inflasi di Kota Kediri.