Batang - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Batang A. Handy Hakim menyatakan, di tahun 2015, daerah setempqt sudah kehilangan 50 meter garis pantai, dan kemungkinan saat ini jumlahnya bertambah mencapai 25 meter, bqhkan diperkirakan sudah hampir 100 meter.
“Kita bisa cek ke masyarakat pesisir Batang, yang sekarang jadi laut itu ada sertivikat tanah milik masyarakat. Jadi setiap tahun abrasi kita cukup tinggi,” kata Handi Hakim, saat ditemui di Kantor DLH, Kabupaten Batang, Jumat (7/1).
Sebagai upaya meminimalisir abrasi di sepajang 70 kilometer garis pantai yang dimiliki Kabupaten Batang. Pihaknya, secara bertahap melakukan perbaikan dengan menanam mangrove sesuai petunjuk dari Dinas Keluatan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah.
“Sesuai petunjuk DKP Jawa Tengah ada 5 titik yang bisa ditanami mangrove, yaitu di Kecamatan Batang mulai dari Denasri, Sicepit. Pantai Roban Timur Desa Sengon Kecamatan Subah, Tulis, lalu pesisir Banyuputih atau Pantai Celong, dan Pantai Jodo Kecamatan Gringsing,” jelasnya.
Handy Hakim juga menyebutkan, ada sekitar 30 kilometer yang akan menjadi sasaran untuk melakukan penanaman mangrove dan konservasi pesisir pantai di Kabupaten Batang.
“Dari 70 kilomter garis pantai, 30 kilometer akan menjadi sasaran penanaman mangrove. Kita dalam tanam mangrove akan bekerjasama dengan Lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan pemerhati lingkungan,” ungkapnya.
Ia pun mengungkapkan, untuk sasaran di sepanjang 30 kilometer tersebut membutuhkan sekitar 20 ribu bibit mangrove yang secara bertahap akan dilaksanakan.
“Kebutuhan bibit mangrove dari asumsi jarak penanaman satu meter seperti yang dilakukan Ormas peduli lingkungan sudah kita bantu 10 ribu bibit. Maka kita masih membutuhkan 20 ribu bibit lagi,” terangnya.
Ia juga menyatakan, akan mempercepat mengupayakan dan melaksanakan penanaman mangrove serta konservasi pesisir pantai di Batang.
“Kenapa kita percepatan ini, Karena Pemkot Pekalongan setahu kami di tahun ini mulai pembangunan bendung laut. Jadi kita bukan mengkhawatirkan, tapi hanya antisipasi saja, supaya nanti tidak ada limpahan air ke Batang. Kalau kita tidak persiapan nanti abrasi kita tidak terkontrol,” pungkasnya.