Labuan Bajo - Upaya pengamanan kawasan hutan oleh Satuan Polisi Kehutanan Reaksi Cepat (SPORC) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) perlu berkolaborasi dan bersinergi dengan TNI, Kepolisian dan dinas-dinas terkait, termasuk masyarakat.
Demikian pesan penting di Hari Ulang Tahun ke-16 SPORC yang diperingati di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, seperti disebutkan dalam siaran pers KLHK, Rabu (5/1).
“Saya ingin mengingatkan pentingnya kolaborasi antar-penegak hukum karena menangani kejahatan atas sumber daya hutan dan hayati harus dilaksanakan secara luar biasa,” kata Dirjen Gakkum KLHK Rasio Ridho Sani.
Lebih lanjut Rasio Ridho Sani mengatakan, Keberhasilan penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan membutuhkan dukungan dari Unit Polhut khusus yang kuat.
"Saya ingin semua anggota SPORC meningkatkan kapasitasnya, baik dari segi kesamaptaan maupun penguasaan teknologi, serta menjadi pembelajar hebat,” ucapnya.
Mengapa harus meningkatkan kapasitas? Ia menyampaikan karena, para pelaku dan modus kejahatan kehutanan terus bertransformasi. Dijelaskannya penjahat kehutanan saat ini menggunakan berbagai macam cara, termasuk menggunakan teknologi dan kekerasan.
"SPORC harus meningkatkan kapasitasnya dalam intelijen, operasi, penyidikan, pemanfaatan jaringan teknologi agar mampu bekerja lebih baik," imbuhnya
Selain itu, Rasio Ridho menegaskan setiap anggota SPORC harus memiliki integritas karena tidak ada penegak hukum tanpa integritas. Setiap anggota SPORC juga harus bekerja secara profesional, peka dan responsif terhadap semua ancaman kejahatan lingkungan hidup dan kehutanan.
"Lakukan langkah inovasi agar penegakan hukum menjadi efektif,” tegas Rasio Ridho Sani
Saat ini Brigade SPORC berjumlah 16 brigade dengan total personil 556 orang yang ditempatkan di seluruh Indonesia. Jumlah anggota SPORC akan terus bertambah ke depannya sebagai komitmen pemerintah mengendalikan emisi karbon dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya atau FoLU (Forest and other Land Uses) untuk mencapai target FoLU Net Carbon Sink 2030.
“Untuk mencapai FoLU Net Carbon Sink 2030, Ditjen Gakkum KLHK akan menjalankan operasi pengamanan dan pemulihan kawasan hutan secara intensif. Dalam operasi seperti itu, peran SPORC sangatlah penting,” kata Rasio Ridho Sani menekankan pentingnya SPORC.
Pelaksanaan apel upacara peringkatan HUT SPORC di Labuan Bajo menunjukkan pentingnya pengamanan kawasan hutan di sekitar Labuan Bajo, khususnya Taman Nasional Komodo, sebagai benteng kekayaan hayati dan kawasan wisata premium super prioritas.
Dalam beberapa tahun ini Ditjen Gakkum KLHK, melalui SPORC sudah menjalankan operasi pemulihan keamanan lebih dari 1.700 operasi dan sudah 1.100 lebih kasus dibawa ke pengadilan.
Upacara ini juga dihadiri Bupati Manggarai Barat, Forkompinda, berbagai pasukan dan dinas-dinas terkait, juga kepolisian, dan jajaran TNI, Kodim.