Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyambut tawaran kerja sama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Belanda di Den Haag dalam memasok rempah-rempah pada 2019.
"Kami menyambut baik tawaran dan kerja sama dengan Pemprov Jatim," ujar Ketua DPRD Jatim Abdul Halim Iskandar dalam siaran pers yang diterima Antara di Surabaya, Selasa (20/11).
Pak Halim, sapaan akrabnya, memimpin delegasi Jatim bersama beberapa pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov Jatim di Gedung KBRI Den Haag, Belanda.
Dalam sambutan Gubernur Jatim yang dibacakannya, ia menjelaskan bahwa selama periode 2014 sampai dengan September 2018, nilai ekspor Jatim ke Belanda cenderung fluktuatif dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 3,45 persen.
"Adapun pangsanya terhadap total ekspor Jatim, selama periode di atas rata-rata per tahunnya 2,33 persen," ucapnya.
Lima komoditas Jatim yang diekspor ke Belanda meliputi berbagai produk kimia, kayu, barang dari kayu, bahan kimia organik, alas kaki, kendaraan dan beberapa bagiannya.
Sedangkan pertumbuhan nilai impor Jatim dari Belanda selama kurun waktu 2014 sampai September 2018 cenderung menurun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,68 persen per tahun.
"Terhadap total impor Jatim rata-rata pangsanya 0,81 persen per tahun," katanya.
Lima komoditas impor Jatim dari Belanda, yakni mesin-mesin, kapal laut, kapal terbang dan beberapa bagiannya, aluminium, kulit jangat/mentah.
Lebih lanjut disampaikan, investasi Belanda ke Jatim mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yakni pada 2018 sampai triwulan tiga tahun 2018, investasi Belanda sebesar Rp290 miliar dengan jumlah proyek sebanyak 65 proyek dan menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 5.358 orang.
Sedangkan lima investasi terbesar Belanda di Jatim adalah pembangkit tenaga listrik (PT Paiton Energy), industri sabun, deodoran dan pasta gigi (Unilever Indonesia, TBK), dan Electric Tools Industry (PT Philip Ralin Elektronik/PT Philip Indonesia).
Pihaknya berharap KBRI Den Haag bisa memberi dukungan atas upaya-upaya yang dilakukan Pemprov Jatim dalam pengembangan investasi, perdagangan, industri kreatif dan ekonomi digital.
"Lewat dukungan dari KBRI maka program-program tersebut akan mengalami percepatan pertumbuhan yang berdampak terhadap ekonomi masyarakat Jatim yang inklusif dan berkelanjutan," katanya. (Ant)