Kubu Raya - Wakil Bupati Kubu Raya Sujiwo meminta seluruh masyarakat untuk memahami dengan benar maksud tatanan kehidupan baru atau yang sering disebut "new normal".
Ia mengatakan, tatanan kehidupan baru adalah keadaan normal yang baru yang tidak sama dengan kehidupan sebelum adanya COVID-19 atau virus corona. Kenormalan baru adalah keadaan di mana setiap orang harus membiasakan diri dengan kebiasaan baru yang sebelumnya belum pernah dilakukan, yakni adaptasi.
"Sebagian masyarakat mengartikan new normal dengan sedikit berbeda. Mereka beranggapan new normal adalah keadaan di mana kondisi sudah normal. Padahal kan tidak. Makanya akan saya gunakan bahasa-bahasa rakyat agar masyarakat lebih mudah memahaminya," ucap Sujiwo di Sungai Raya, Selasa (2/6).
Menurut Sujiwo, tatanan kehidupan kenormalan baru perlu disosialisasikan secara lebih masif agar masyarakat tidak keliru menafsirkan istilah tersebut.
Sujiwo khawatir jika tidak dilakukan, masyarakat akan mengira pandemi COVID-19 telah berakhir sehingga mulai mengabaikan instruksi pemerintah terkait protokol kesehatan.
"New normal adalah di mana kita akan melakukan pola, gaya, dan kebiasaan hidup baru yang dulu belum pernah kita terapkan. Sekarang kita sudah memasuki era baru. Dulunya tidak pernah, sekarang kita lakukan. Karenanya, semua pemangku kepentingan harus berupaya keras untuk menyampaikan bahasa ini kepada masyarakat," paparnya.
Sujiwo lantas mengingatkan potensi risiko yang akan terjadi jika semua pihak tidak menyosialisasikan secara masif tentang kenormalan baru.
Menurut dia, bukan tidak mungkin akan terjadi lonjakan jumlah pasien positif COVID-19 di Kubu Raya.
"Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, mari seluruh pemangku kepentingan untuk terus menyebarluaskan informasi terkait penerapan kenormalan baru ini kepada masyarakat luas," ajaknya.