Labuan Bajo - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar meresmikan secara simbolis sarana dan prasarana (sarpras) penunjang desa wisata pada empat desa yaitu Desa Wae Lolos dan Desa Sano Kecamatan Sano Nggoang Kabupaten Manggarai Barat dan Desa Naga Mbaur dan Desa Ndejing, Kabupaten Manggarai Timur.
Peresmian yang ditandai dengan penandatangan prasasti dilaksanakan di Desa Wae Lolos, Kecamatan Sano Nggoang Kabupaten Manggarai Barat, Senin (6/12).
Bantuan sarana dan prasarana Kemendes PDTT ini dimaksudkan untuk mengembangkan kawasan pedesaan agar mandiri dan berdaya saing serta meningkatkan kualitas tata kelola pariwisata di pedesaan.
Untuk Manggarai Barat, total anggaran pembangunan sarana dan prasarana penunjang pariwisata sebesar Rp1,8 miliar untuk tiga desa yaitu Desa Wae Lolos dan Desa Sano, Kecamatan Sano Nggoang dan Desa Repi, Kecamatan Lembor Selatan dengan alokasi masing-masing desa sebesar Rp600 juta. Khusus untuk Desa Repi belum diresmikan karena pembangunan sarana dan prasarana penunjangnya belum 100 persen dibangun.
Dalam sambutannya, Gus Menteri, sapaan akrabnya, mengungkapkan kekagumannya atas potensi Desa Wae Lolos dan penyambutan masyarakat setempat yang masih teguh memegang adat istiadat warisan leluhurnya. Menurutnya adat istiadat harus terus-menerus dipertahankan dan dilestarikan.
“Saya sangat bersyukur hadir di sebuah daerah, desa yang masih terus mempertahankan adat budaya”, ucapnya kagum.
Dirinya mengatakan, membangun desa merupakan sebuah keharusan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi. Itulah sebabnya Presiden Joko Widodo mengucurkan Dana Desa yang cukup besar, karena beliau menyadari bahwa kesuksesan pembangunan di Indonesia harus dimulai dari pinggiran yaitu dari desa.
Menurutnya pembangunan wisata dalam konteks wilayah Manggarai, baik Manggarai Timur maupun Manggarai Barat yang merupakan salah satu daerah Super Prioritas tidak bisa hanya berbicara tentang Labuan Bajo tetapi harus membicarakan totalitas Manggarai.
“Kehadiran Kementerian Desa dalam hal ini untuk menciptakan ekosistem wisata yang terintegrasi dan menyatu, sehingga kehadiran wisatawan tidak hanya di Labuan Bajo tapi kita suguhkan desa-desa wisata yang tidak kalah menariknya dengan tempat wisata yang ada di tengah kota, karena wisata desa pasti mempunyai kekhasan," ungkapnya.
Lebih lanjut dirinya menegaskan bahwa membangun Desa harus didasarkan pada akar budaya setempat. Ia mencontohkan pembangunan sarana dan prasarana penunjang pariwisata Wae Lua di Desa Wae Lolos.
“Seperti ini, ini benar. Tidak selalu yang namanya air panas itu melalui proses penyaluran yang panjang dengan pake pipa, ternyata kita temukan di sini langsung dari sumbernya. Itulah kearifan lokal, sesuatu yang sangat potensial yang kemudian dikelola," ucapnya.
Hal lain yang disampaikan Gus Menteri adalah pentinganya promosi wisata. Menurutnya promosi yang dilakukan secara konsisten dengan narasi yang bagus akan menarik minat wisatawan.
“Wisata itu yang penting adalah promosinya. Kalau promosi bagus pasti orang tertarik," ucapnya.
Di akhir sambutannya, ia berharap agar dana desa digunakan sesuai peruntukannya yakni untuk mewujudkan desa tanpa Kemiskinan, desa tanpa kelaparan, desa pendidikan berkualitas, kelembagaan desa dinamis dan budaya adaptif.
Sementara itu, Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi, dalam sambutannya mengatakan bahwa Pemkab Mabar menetapkan pariwisata sebagai bisnis inti pemerintah daerah.
Menurut Bupati Edi, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah daerah dan pusat melalui kementerian dan lembaga untuk mendukung sektor pariwisata Manggarai Barat, termasuk Kementrian Desa PDTT.
"Oleh karena itu, atas nama pemerintah dan seluruh masyarakat Manggarai Barat mengucapkan terima kasih atas perhatian Kementerian Desa PDTT dengan menyalurkan bantuan sarana dan prasana pendukung desa wisata di Manggarai Barat," ungkapnya
Bupati Edi juga mengungkapkan bahwa dalam mewujudkan pembangunan pariwisata yang adil dan bekelanjutan di Manggarai Barat terdapat kendala infrastruktur yang belum memadai terutama jalan yang menghubungkan destinasi wisata di pedesaaan. Oleh karenanya, Bupati Edi berharap berbagai program di Kementwrian Desa PDTT bisa mengatasi kesulitan ini.
“Penghambat terbesar dalam perkembangan kabupaten Manggarai Barat saat ini adalah kondisi infrastruktur jalan yang belum memadai. Keterbatasan ini mengakibatkan arus trasportasi desa ke kota dan sebaliknya menjadi terbatas. Pengembangan destinasi wisata ke desa dan jual beli pertanian dan perkebunan sangat sulit dilakukan. Karnanya kehadiran berbagai program dari kementrian sangat diharapkan karena penting dan strategis untuk mengatasi berbagai ketertinggalan di daerah ini," harapnya.
Usai peresmian, Mendes meninjau hasil kerajinan tangan ibu-ibu di Desa Wae Lolos dan melakukan panen padi simbolis di sawah yang letaknya berdekatan dengan lokasi sarana dan prasarana Wae Lua Desa Wae Lolos.