Jakarta - Organisasi Masyarakat Sadar Wisata (MASATA) menggelar Musyawarah Nasional I pada 28 November - 1 Desember 2021 di Candi Bentar Ballroom, Putri Duyung Resort, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara.
Munas I Masata dibuka secara resmi oleh Direktur Standarisasi Kompetensi Deputi Bidang Sumber Daya Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Titik Lestari, mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
Ketua Panitia Munas I Masata Jeffrey Rantung, dalam laporannya menjelaskan, sebelumnya Munas 1 diadakan di Bali hingga akhirnya dipindah ke Jakarta. Adapun tema Munas I Masata yakni "Solid, Kolaboratif dan Maju Bersama".
Ketua OC yang juga ketua DPD DKI ini mengatakan, tema ini dengan harapan Masata menjadi organisasi yang semakin solid secara internal dalam mengurus organisasi ini, semakin kolaboratif dalam bekerjasama dengan pihak eksternal termasuk bersama pemerintah.
"Dan maju bersama berarti apa yang organisasi lakukan ini adalah untuk kepentingan bersama, bukan untuk kepentingan pribadi-pribadi," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Umum Masata Panca Rudolf Sarungu menjelaskan, selama 1,5 tahun ini Masata menjadi organisasi pariwisata yang penting di masyarakat.
"Kami telah memiliki anggota dari 150 kabupaten kota dari seluruh Indonesia. Program-program kami menjangkau pemberdayaan masyarakat, pendampingan desa wisata dan UMKM. Masata adalah jawaban dari kebutuhan organisasi pariwisata di daerah, karena kami adalah organisasi pelaku, pemerhati dan pecinta pariwisata sehingga mencapai anggota dari akar rumput yang tanpa perhitungan membangun pariwisata di daerahnya," ujar Panca.
Sementara itu, Titik Lestari mengatakan, pandemi COVID-19 memberikan dampak yang sangat memperihatinkan. Pada 2020 kunjungan wisatawan mancanegara penurunan 75%, 2021 turun lagi 80% sehingga penurunan devisa dari sektor pariwisata. Hal ini menjadi "PR" bersama bagaimana mengantisipasi penurunan tersebut yang berdampak ke seluruh SDM parekraf yang kehilangan mata pencaharian.
"Kita perlu melihat sisi positifnya dalam era pandemi, dengan dampak luar biasa, kita mampu menciptakan teknologi dan ide-ide baru yang bisa dikerjakan bersama, dijanjikan sebagai strategi, untuk bagaimana ke depan pariwisata di abad baru ini agar SDM parekraf tetap kuat," jelasnya.
"Seluruh pelaku pariwisata memasuki babak baru, trend pariwisata baru mengarah pada, personalize, customize , localize, smaller in size, dan mengedepankan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan," sambung Titik Lestari
Ia mengatakan, pergeseran tren pariwisata paska pandemi mau tidak mau harus dihadapi. Untuk itu, kementerian tidak bisa berdiri sendiri. Kemenparekraf harus berkolaborasi kita tidak hanya dengan sektor lain-lain komunitas, media, asosiasi, akademis dan industri dengan saling menguatkan ke depan kita berjalan lagi, sehingga bisa terbangun lagi dan pariwisata lebih baik dari sebelum pandemi.
"Dalam menjawab tantangan tadi harus ada perubahan trend untuk melakukan strategi baru, maka kemenparekraf, telah menyusun startegi baru, yaitu pariwisata era baru, yang fokus pada, peningkatan kualitas pada kuantitas peningkatan parekraf di masa mendatang dengan 4 karakter yaitu hygine, less crowd , low touch dan low mobilty," lanjut Titik.
Sebagai langkah pemulihan, ujar Titik, telah dilakukan melalui pelaksana program vaksinansi pelaku parekraf, penerapan CHSE, pengembangan big data, transformasi digital, hingga melakukan sosialisasi di seluruh destinasi.
"Adapun strategi yang telah kami tetapkan adalah meningkatan kapasitas SDM melalui up scaling dan sertifikasi kompetensi. Revitalisasi destinasi pariwisata dan insfrastruktur ekonomi kreatif melalui pemantapan manajemen dan tata Kelola destinasi pengembangan desa wisata, pengembangan sarana destinasi," ujarnya.
Kementerian, tambahnya, juga melakukan pendampingan desa wisata, peningkatan kapasitas SDM masyarakat. Adanya typical wisatawan yang semakin berkembang oleh sebab itu kami mengembangkan pelatihan story telling, homestay bahasa asing, wisarausaha digital di destinasi pariwisata.
“Strategi tersebut mudah-mudahan bisa menghantar tujuan mencapai kita bersama agar pariwisata lebih maju," kata Titik mengakhiri sambutannya.
Munas I Masata juga dihadiri oleh Toar Mangandiri, Direktur Pengembangan Sumber Daya Ekraf Deputi Sumberdaya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Ketua GIPI ( Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) Didin Junaedi, Gasar Priambodo Ketua Pembina Masata dan para sponsor yaitu Bank DKI, CheeseSwap dan Dompet Dhuafa.
Selain itu, Munas I juga dihadiri 59 peserta dari 19 Dewan Pengurus Daerah dan anggota Dewan Pengurus Pusat Masata. Munas I Masata akan menetapkan program kerja baru dan pengurus baru periode 2021-2023.