Pemkab Sleman Studi Komparasi di Labuan Bajo Manggarai Barat

Labuan Bajo - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan kunjungan kerja dalam rangka studi komparasi di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, selama lima hari dari 22-26 November 2021.

Rombongan Pemkab Sleman dipimpin Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo didampingi Wakil Bupati Danang Maharsa dan unsur forkopimda. Bupati Sri Purnomo berserta rombongan diterima langsung wakil Bupati Manggarai Yulianus Weng dan didampingi unsur Forkopimda dan Sekretaris Daerah Fransiskus Sales Sodo, Selasa (24/11).

Wabup Yulianus Weng, dalam sambutannya mengatakan bahwa saat ini Manggarai Barat sudah masuk kategori aman penyebaran COVID-19. Untuk itu dirinya mengimbau untuk tidak takut berkunjung di Labuan Bajo.

"Saat ini kasus COVID-19 di Labuan Bajo, Manggarai Barat sudah aman, perkembangan setiap harinya hampir tidak ada, saat ini daerah ini aman untuk dikunjungi," ungkap Yulianus Weng.

Wabup Yulianus Weng menginformasikan terkait capaian progres vaksinasi COVID-19 sampai dengan November.

"Capaian progres vaksinasi di seluruh Manggarai Barat berdasarkan data hari ini sudah mencapai 73,7 persen. Kami menargetkan pada akhir tahun ini mencapai 100 persen," jelasnya.

Wabup Mabar menyampaikan bahwa Pemerintah Manggarai Barat akan memberikan moratorium pembangunan hotel bintang 4 dan 5 di Manggarai Barat maksimal Oktober 2022. Kemudian izin yang sudah dikeluarkan akan dievaluasi maksimal 6 bulan sudah harus direalisasikan.

"Kami berharap banyak investasi yang masuk dan kami juga tentunya berharap semoga para wisatawan yang berkunjung dan berada di Labuan Bajo bisa merasakan kenyamanan,” kata Wabup Bumi Komodo tersebut.

Sementara itu, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menjelaskan tujuan kunjungan rombongannya adalah untuk belajar banyak ke Pemkab Manggarai Barat terkait Penyelenggaraan urusan pemerintahan umum, koordinasi forkopimda penyelenggaran ketentraman dan ketertiban masyarakat, pengelolaan potensi keberagaman warga serta optimalisasi potensi wisata yang dimiliki oleh pemerintah daerah.

Dijelaskannya, wilayah Sleman terbagi dalam 17 Kapanewon dan 86 Kalurahan serta mempunyai luas 574,82 km atau hampir seperlima dari luas DI Yogyakarta, mempunyai potensi dan tantangan yang hampir sama dengan Manggarai Barat dalam hal penyelenggaraan tramtibumlinmas, pengondisian keamanan wilayah, toleransi hidup beragama dan optimalisasi potensi wisata.

"PAD Sleman tahun 2020 mencapai Rp788,24

miliar dari APBD sekitar Rp2,90 triliun. PAD ini salah satunya berasal dari sumbangan dunia pariwisata," ungkapnya.

Wisata yang ada di Sleman, jelasnya bupati, di antaranya minat khusus di seputaran lereng Merapi, dan Prambanan. Selain itu desa-desa wisata yang ada di Kabupaten Sleman juga siap menawarkan paket-paket wisata kepada wisatawan yang datang.

Pada saat yang sama, banyaknya kunjungan ke Kabupaten Sleman, wisatawan dan pendatang

berpengaruh pada potensi tramtibumlinmas dan

Keamanan wilayah.

"Berkenaan dengan hal tersebut kami berkunjung ke Manggarai Barat untuk banyak belajar," jelas Kustini.

"Terkait dengan penyelenggaraan urusan

pemerintahan umum dan penyelenggaraan koordinasi Forkopimda, kami juga berharap bisa mendapatkan tambahan pengalaman dan pengkayaan serta benchmarking dari prakteik baik yang telah dilaksanakan di Manggarai Barat," tutup Kustini.