Natuna - Penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kacamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), mengalami peningkatan seiring memasuki musim penghujan.
Dalam Dialog Sehat bersama masyarakat yang dilakukan RRI Ranai bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, Selasa (23/11), secara khusus membahas Kasus DBD yang meningkat di Kabupaten Natuna. Ruminah, dokter umum dan koordinator surveilans puskesmas ranai yang hadir sebagai narasumber menjelaskan pentingnya memahami gejala DBD bagi masyarakat agar dapat dilakukan penangan untuk menghindari gejala gejala berat.
“pentingnya memahami gelaja DBD bagi masyarakat agar dapat dilakukan penangan untuk menghindari gejala gejala berat. Memang banyak penyakit yang dimulai dengan gejala demam, pentingnya memahami apa saja gejala yang menunjukan indikasi DBD, seperti demam tiba-tiba, kemudian demam tinggi sampai 39-40 derajat dimana hari ketiga dan ke lima turun. Perlu dipahami saat demamnya turun sebenarnya kondisi tersebut adalah masa kritis. Kami mengimbau masyarakat karena saat ini kasus DBD sangat tinggi khususnya di Bunguran Timur, jadi untuk antisipasi paling tidak kalau demam silakan datang ke puskesmas. Kesadaran masyarakat sangat membantu pemerintah untuk menekan kasus DBD di Natuna,” jelas Ruminah.
Lebih lanjut Ruminah menambahkan, siklus untuk penularan DBD sendiri tidak ditularkan melalui transmisi manusia ke manusia, tapi melalui nyamuk yang dikenal dengan aedes eegypti.
“Virus dengue ini menyerang seseorang melalui perantara nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus (bahasa latin). Ciri-ciri nyamuk yang menyebarkan virus dengue ini adalah berwarna hitam dengan belang-belang putih di tubuhnya. Nyamuk jenis ini lebih mudah berkembang biak di musim penghujan, sehingga perlu diwaspadai ketika musim penghujan datang,” tambah Ruminah.
Sementara itu, Siti Mukhlisoh selaku Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular yang juga hadir sebagai narasumber menyampaikan, peningkatan kasus DBD di Natuna harus disikapi dengan cepat untuk menghentikan penambahan kasus yang terus meningkat.
“Untuk mengantisipasi peningkatan kasus DBD adalah dengan mengetahui sumber masalahnya, jadi DBD ini tidak menular dari manusia ke manusia tapi dari manusia yang dibawa oleh nyamuk, sehingga hal yang paling mendasar adalah memberantas sarang nyamuk. Berdasarkan penelitian yang kita lakukan di beberapa kecamatan di Bunguran Timur hampir rata rata rumah pasien yang tertular DBD di rumah mereka ada genangan air yang ada jentik-jentiknya. Kita sudah melakukan pemberian abate dan melakukan fogging, tapi hal ini harus diikuti dengan perubahan perilaku hidup sehat dan bersih,” jelas Siti Mukhlisoh.
Lebih lanjut Siti Mukhlisoh menyampaikan, Dinas Kesehatan terus melakukan berbagai langkah untuk menekan angka DBD di Natuna.
“Seperti yang saya sampaikan di awal pertama kita mengimbau masyarakat ketika merasakan gejala-gejala yang disebutkan tadi langsung saja datang ke puskesmas, agar dapat segera dilakukan perawatan, selanjutnya bagaimana Dinas kesehatan terus melakukan kegiatan pembasmian jentik-jentik dan sarang nyamuk sebagai sumber masalah. Namun, kami perlu tegaskan bahwa kerja keras Pemerintah Kabupaten Natuna harus diikuti dengan pola hidup sehat dan bersih oleh masyarakat,” pungkas Siti Mukhlisoh.