Sentani - Masyarakat Kampung Wambena, Kabupaten Jayapura, Papua, meminta Perusahaan Listrik Negara (PLN) memasang aliran listrik untuk menerangi kegiatan ekonomi masyarakat. Hal itu karena PLTA yang menjadi sumber tenaga listrik untuk menerangi kampung itu sudah dua tahun belakangan kondisinya rusak.
Hal itu dikatakan Kepala Kampung Wambena, Aser Demetouw, saat ditemui di Kantor DPRD Kabupaten Jayapura, Kompleks Perkantoran Gunung Merah, Sentani, Kabupaten Jayapura, baru-baru ini.
"Kami sekarang ini sangat membutuhkan aliran listrik dari PLN. Karena kalau listrik dari PLN itu bisa dimanfaatkan bukan hanya untuk penerangan saja, tetapi juga untuk menunjang kegiatan ekonomi kami di kampung," katanya.
Aser menjelaskan, dalam kurun waktu hampir lebih dari 25 tahun belakangan ini masyarakat di kampung yang dipimpinnya itu mengandalkan penerangan dari sumber listrik PLTA. Meskipun begitu sering kali peralatan yang menjadi pembangkit dari PLTA ini sering kali mengalami kerusakan. Bahkan untuk membiayai perbaikannya mengeluarkan dana yang tidak sedikit. Pihaknya juga mengaku sangat bersyukur, karena sudah mendapatkan fasilitas tersebut meskipun hanya digunakan untuk penerangan saja.
"Selama ini kami pakai untuk penerangan saja, dan pastinya kami sangat bersyukur. Tetapi, saat ini kami menginginkan agar PLN yang bisa masuk ke kampung kami," katanya.
Lanjutnya, sudah hampir dua tahun belakangan ini aliran listrik yang bersumber dari PLTA ini sudah tidak bisa lagi berfungsi, karena adanya kerusakan pada peralatannya. Oleh karena itu, pihaknya sedang berupaya agar aliran listrik dari PLN lah yang bisa dimanfaatkan masyarakat di kampung itu kedepannya.
"Sebelumnya kami sudah pernah menyurat ke PLN, baik yang ada di provinsi termasuk juga yang ada di pusat. Tetapi, sampai saat ini belum ada jawaban. Kami tidak menyerah saat ini kami akan mengadakan rapat dan mengundang pihak PLN, termasuk DPRD Kabupaten Jayapura untuk membahas persoalan ini. Sehingga kami masyarakat Kampung Wambena juga bisa memanfaatkan fasilitas ini," ungkapnya.
Sejauh ini, untuk jaringan PLN sendiri sudah melewati kampungnya dan beberapa kampung tetangga juga sudah dialiri listrik PLN. Di kampung itu ada lebih dari 55 rumah. Belum lagi ditambah dengan beberapa rumah warga lainnya yang sedang dibangun. Namun itu juga dipastikan bertambah, karena dari rumah yang ada saat ini beberapa di antaranya ditempati oleh lebih dari 2 kepala keluarga (KK).
"Jaringan (PLN) nya sudah lewat di kampung, sehingga kami pikir ini adalah kesempatan nya. Kalau aliran PLN masuk, mungkin PLTA akan kami perbaiki juga untuk cadangan kedepanya," tandas Aser Demetouw.