Indramayu - Negeri ini mengalami penjajahan yang panjang dan menyakitkan. Berkali-kali pemberontakan lokal dikobarkan terhadap penjajah, namun selalu mengalami kegagalan. Ratusan tahun bangsa ini terpecah-pecah karena politik adu domba.
Hal itu dikatakan oleh Bupati Indramayu Nina Agustina Da'i Bachtiar saat menjadi inspektur upacara pada peringatan Hari Pahlawan di Pendopo Indramayu, Rabu (10/11).
"Para pendiri bangsa ini kemudian membangun identitas bahwa kita semua bersaudara, sebangsa dan setanah air. Inilah pelajaran berharga. Lidi kuat akan sulit dipatahkan jika dalam kesatuan," katanya.
"Kita sadar bahwa kita berbeda-beda, tetapi jangan sampai terpecah-pecah oleh perbedaan suku, agama, ras, dan antar golongan, karena akan membuat mundur jauh ke era sebelum sumpah pemuda," kata orang nomor satu Indramayu itu membacakan sambutan dari Menteri Sosial Republik Indonesia.
Dalam kesempatan ini Bupati Nina Agustina mengajak semua pihak untuk terus menggelorakan semangat gotong royong serta persatuan dan kesatuan Indonesia. Menurutnya perbedaan justru semakin memperkaya dan memperkuat bangsa indonesia sebagai bangsa yang besar. Seraya mengembangkan toleransi terhadap perbedaan yang ada, dengan berdasar slogan: bhinneka tunggal ika, berbeda-beda namun tetap satu jua.
"Kita harus lebih maju dari tahun sebelumnya. Kita akan buktikan pada dunia, kalau bersama kita bisa mewujudkan cita-cita para pahlawan. Karena kita bukan bangsa lemah, yang menerima kemerdekaan sebagai hadiah penjajah," ajaknya.
Bupati Nina Agustina menjelaskan, pertempuran 10 November di Surabaya yang sekarang diperingati sebagai Hari Pahlawan, harus menjadi contoh.
"Dengan satu tekad, gigih berjuang dan pantang menyerah tanpa mengenal perbedaan apapun, serta tidak pernah peduli akan keterbatasan atau halangan," katanya.
Bupati Nina Agustina menegaskan, semangat, tekad dan keyakinan pahlawan, harusnya dapat menginspirasi dan menggerakkan kita semua untuk mengemban misi bersejarah “mengalahkan” musuh bersama yang sesungguhnya, yaitu kemiskinan dan kebodohan dalam arti yang luas. Hal ini sejalan dengan tema Hari Pahlawan 2021 yakni “Pahlawanku Inspirasiku”.
"Kita mempunyai potensi besar dalam memenangkan perang melawan kemiskinan dan kebodohan. Karena Indonesia mempunyai sumber daya alam yang melimpah dan letak geografis yang strategis. Tantangan terbesar yang dihadapi yakni dibutuhkannya kerja keras secara berkelanjutan dengan didukung inovasi dan daya kreativitas yang tinggi, serta semangat kewirausahaan yang pantang menyerah," tuturnya.
Lebih rinci Bupati Nina Agustina menyebutkan, dalam 20 tahun mendatang, Indonesia akan memasuki bonus demografi. Dalam periode ini, tambahnya, akan terdapat lebih banyak tenaga kerja produktif yang bermanfaat untuk memenangkan perang melawan kemiskinan dan kebodohan.
Namun di sisi lain, sambung Bupati Nina Agustina, juga terdapat kecenderungan berkurangnya lapangan pekerjaan yang harus diantisipasi dengan cerdas dan seksama. Kenyataan ini, harus dihadapi dengan semangat wirausaha yang sesungguhnya.
"Kita pasti bisa, karena tuhan kita maha kaya dan maha adil," katanya.
Hal ini, lanjutnya, harus menjadi cambuk untuk meneguhkan persatuan dan kesatuan Indonesia.
"Kini saatnya kita berdiri dan bergandengan tangan seraya berteriak, 'kita pasti bisa," serunya.
Menghakhiri sambutannya, Bupati Nina Agustina mengajak seluruh warga untuk menyatukan tekad dan langkah, secara aktif dalam membangun Indonesia yang lebih baik.