Labuan Bajo - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menggelar "Workshop Rencana Bisnis" sebagai upaya mendukung pengembangan usaha masyarakat yang ada di Desa Penyangga Lahan Otorita BPOLBF di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Senin (8/11).
Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina mengatakan, dalam membangun bisnis sejatinya tidak hanya mencari profit namun bagaimana bisnis bisa berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan berkelanjutan sehingga dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
“Teman-teman mendapatkan kesempatan untuk bertanya sebanyak mungkin ke para fasilitator, jangan ragu untuk bertanya dari hal dasar sampai ke hal yang sangat kompleks karena kita berada disini untuk hal itu. Tidak hanya untuk membangun bisnis model tetapi bagaimana membangun tata kelola, karena itu yang kerap jadi permasalahan pelaku usaha selama ini," ungkap Shana.
"Siapapun yang memegang usahanya harus tetap stabil, karena bisnis yang sehat adalah bisnis yang bisa berjalan secara mandiri tidak bergantung pada satu orang. Semoga usaha teman-teman makin bertumbuh makin besar dan bisa berkelanjutan," lanjutnya.
Shana berharap para peserta kedepannya bisa membangun jejaring, berkolaborasi bersama pengusaha lain di Labuan Bajo.
"Kami harap setelah ini kita bisa membangun komunitas sesama pengusaha di Labuan Bajo dan semua bisa terdata di dinas. Idealnya ekosistem pengusaha terdiri minimal 2 persen dari total populasi, karena manfaat ekonomi yang benar-benar nyata bisa dibuktikan dengan banyak lahirnya pengusaha dan kita bisa terus tumbuh karena adanya perkembangan di bidang ekonomi secara terus menerus,” ujar Shana.
Sementara itu, perwakilan Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM Kabupaten Manggarai Barat, Maksimus Adur, menyampaikan ucapan terima kasih sekaligus mendorong para peserta agar mengedepankan pembentukan koperasi.
“Bagi usaha Mikro baik Desa Gorontalo maupun Batu Cermin dan Desa Golo Bilas, jika ada kelompok UMKM yang ada usaha, kami dari Dinas mengarahkan agar dibuat dalam bentuk koperasi," ucapnya.
Ia menjelaskan pendirian koperasi dan UMKM sudah diberikan kemudahan. Bagi kelompok yang ingin membentuk koperasi tidak perlu lagi mengurus badan hukum ke Ruteng tapi bisa dilakukan di Manggarai Barat.
Sedangkan, Direktur Industri dan Kelembagaan BPOLBF Neysa Amelia menyampaikan, tujuan dari workshop rencana bisnis adalah membantu para pelaku usaha UMKM berbasis masyarakat atau komunitas seperti Koperasi dan BUMDES untuk mengelola unit usaha yang sedang dikembangkan.
"Kami apresiasi sekali kehadiran bapak ibu sekalian pada hari ini. BPOLBF di bawah naungan Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif terus mendukung dan memperkuat para pelaku UMKM berbasis masyarakat yang sedang dikembangkan di Komunitas ataupun di Desa yang berada di wilayah Labuan Bajo-Flores,” kata Neysa.
Melalui Workshop Rencana Bisnis ini diharapkannya kedepan para pelaku usaha bisa sama-sama maju dan saling mendukung sehingga membentuk satu ekosistem yang bisa membangun Manggarai Barat.
BPOLBF sendiri tengah membangun ekosistem Floratama Creative Hub yang mencakup program pengembangan ide dan inisiasi (Ideathon), inkubasi pengusaha (Floratama Academy), akses pendanaan, standarisasi jasa dan produk, serta akses pasar (penjualan) untuk UMKM di 11 Kabupaten koordinatif BPOLBF.
“Mungkin yang perlu kita lakukan bersama adalah tidak hanya belajar dari para narasumber tapi kita juga bisa berbagi sesama peserta karena semua yang hadir di kegiatan ini pasti punya kelebihan, kekurangan dan punya pengalaman yang berbeda-beda," ujarnya.
Ia berharap dari segala perbedaan yang ada, pada pertemuan hari ini bisa memberikan dampak yang baik untuk kita semua (masyarakat) agar kedepannya bisa sama-sama maju, sama-sama saling mendukung dan menjadi sebuah kelompok yang akhirnya bisa membangun Manggarai Barat.
"Semoga para pimpinan koperasi, pimpinan BUMDES, pimpinan desa, pimpinan komunitas, dan usaha-usaha UMKM yang ada di Labuan Bajo bisa berdaya saing dan tetap berkelanjutan dengan nilai-nilai berbasis people (kesejahteraan masyarakat), planet (kelestarian lingkungan), dan tentunya profit (keuntungan usaha),” tandas Neysa.
Workshop diikuti para pelaku usaha juga UMKM serta komunitas masyarakat di desa penyangga lahan otorita BPOLBF. Diantaranya Staff Desa Batu Cermin, Pengurus Kelompok Saung Minak Hidroponik Desa Golo Bilas, Pimpinan Kelompok Rumah Pekerti Labuan Bajo, Pimpinan TERSCO Andi Tenri Lebbi Labuan Bajo, Pimpinan Koperasi KSU TN Komodo dan Koperasi Tiba Meka Mandiri Labuan Bajo.
Para peserta mendapatkan pemahaman dan pendampingan tentang manfaat keberadaan koperasi dan BUMDES, cara mengelola bisnis sekaligus meningkatkan produk dan kepuasan costumer. Para peserta juga diajak untuk mengetahui tingkat usahanya sampai di tahap mana sehingga lebih matang dalam melakukan perencanaan pengembangan bisnis.
Materi disampaikan oleh empat orang fasilitator, yakni Global Director Social Enterprise International LTD Fajar Anugerah, Ekosistem Manager Supernova Lintang Gustika, Project Officer KINARA Indonesia Pelangi Gustika, serta Pendiri Sunrise Camp yang bergerak di bidang pengembangan SDM sekaligus Partner KINARA Indonesia Yohanes Efremi Ngabur.