Labuan Bajo - Pemerintah Kota Denpasar, Bali, melakukan studi tiru ke Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, NTT, terkait pengembangan kawasan pariwisata pesisir.
Kegiatan dipimpin langsung Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa yang diterima Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Weng didampingi Sekretaris Daerah Fransiskus Sales Sodo di Kantor Bupati Mabar, Jumat (29/10).
Wakil Wali Kota Denpasar didampingi Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kota Denpasar I Dewa Gede Rai dan Kasubag Dokumentasi Pimpinan AA Ngurah Mahendra Putra.
Wabup Mabar menyampaikan bahwa dalam menyongsong Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super premium mengedepankan prinsip keselamatan, kesehatan dan keamanan bagi wisatawan.
Dijelaskannya, dari sisi kesehatan saat ini Pemkab Mabar fokus melakukan program vaksinasi untuk masyarakat. Saat ini progres vaksinasi sudah sampai 66,7 persen. Pemkab Mabar menargetkan minimal 80 persen seluruh masyarakat yang menjadi target sasaran vaksinasi telah divaksin di akhir 2021.
Kemudian, tambahnya, dari sisi keamanan Pemkab Mabar menjalin kerjasama yang baik dengan pihak kepolisian, TNI guna menciptakan situasi yang kondusif di daerah destinasi super prioritas.
Dari sisi keselamatan, Basarnas telah memasang alat pendeteksi gempa di puncak Waringin serta jalur evakuasi sudah dibuat, kemudian akhir tahun nanti akan menempatkan satu helikopter guna mempermudah evakuasi jikalau ada kecelakaan di tempat wisata. Hotel juga akan didorong untuk mendapatkan sertifikat CHSE dari kementerian Pariwisata. Saat ini baru empat hotel yang telah mendapatkan sertifikat tersebut.
Awal tahun depan BNPB akan memasang sistem pendeteksi tsunami. BMKG awal tahun juga akan memasang radar di bandara komodo untuk mempermudah pesawat landing.
"Pada prinsipnya pariwisata super premium Labuan Bajo mengedepankan prinsip Keselamatan, kesehatan dan keamanan bagi wisatawan," imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Denpasar Arya Wibawa mengatakan, kegiatan ini menjadi momentum penting bagi Pemkot Denpasar untuk dapat saling bertukar inovasi dan strategi pengembangan pariwisata kawasan pesisir.
Arya menjelaskan, sebagai upaya memaksimalkan inovasi di bidang pariwisata di Kota Denpasar, diperlukan sebuah konsep penataan yang tapat sasaran, terlebih di masa pandemi COVID-19 saat ini. Dimana, dunia pariwisata mengalami masa sulit untuk bangkit kembali.
"Kota Denpasar memiliki banyak potensi pengembangan destinasi pariwisata. Sebagai daerah yang berada di pesisir Selatan Pulau Bali, Kota Denpasar memiliki garis pantai yang cukup panjang dan memiliki kemudahan akses, inilah yang sedang kita tata dan optimalkan polanya," ujar Arya Wibawa.
Lebih lanjut dikatakannya, pandemi COVID-19 yang mewabah saat ini membuat kita semua harus berkeja melewati batas. Potensi destinasi wisata baru harus segera digarap sebaik mungkin. Hal ini mengingat tantangan pariwisata kedepannya akan semakin berat.
"Sehingga diperlukan sebuah langkah strategis yang nyata untuk membangkitkan daya tarik wisata di Pantai Sanur dan Pulau Serangan," jelasnya.
Karenanya, lanjut Arya Wibawa, dipilihnya Labuan Bajo Manggarai Barat berkaitan dengan fokus pembangunan Kota Denpasar yang kedepan akan kembali membangkitkan geliat pariwisata dan ekonomi kreatif di tengah pandemi COVID-19 saat ini. Terlebih lagi sistem kepariwisataan yang memberikan dampak terhadap PAD dan cash flow bagi masyarakat pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Sehingga dipandang tepat jika melaksanakan study tiru ke Kabupaten Manggarai Barat, khususnya Obyek Wisata Labuan Bajo, sehingga dari hasil ini akan menjadi rekomendasi bagi OPD terkait, utamananya Dinas Pariwisata dan Badan Ekonomi Kreatif Kota Denpasar untuk memaksimalkan inovasi serupa yang ada di Kota Denpasar," pungkas Arya Wibawa.