Tanah Datar - Penerapan mekanisasi pertanian akan meningkatkan pendapatan petani padi di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
"Sebagian besar pelaksanaan panen dan pascapanen di daerah Tanah Datar masih menggunakan sistem tradisional baik pada pemotongan dan perontokan atau dikenal dengan sistem manongkang. Cara ini membutuhkan banyak tenaga dan waktu sehingga biaya produksi menjadi tinggi," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Datar Yulfiardi, Senin (28/4).
Yulfiardi mengatakan, di beberapa Nagari upah panen dan pascapanen berbeda-beda, ada yang memakai perhitungan 1:10, 1:8 bahkan ada 1:7. Jika perhitungannya 1:10, artinya upah panen yang diberikan 1 karung untuk setiap hasil 10 karung.
"Pada tahap ini biaya produksi cukup besar, sekitar 10 persen hingga 15 persen. Untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani diperlukan efisien usaha tani, dimana produksi dan produktivitas sudah meningkat tetapi biaya produksi bisa ditekan atau dikurangi, tidak ada artinya produksi meningkat tetapi biaya yang dikeluarkan tinggi," paparnya.
Lebih lanjut, upaya yang harus dilakukan kelompok usaha tani dengan menerapkan mekanisasi pertanian menggunakan alat mesin prapanen atau alat tanam, mesin bajak dan alat panen serta perontok (combine harvester).
"Mekanisasi pertanian dapat meningkatkan indeks pertanian, menarik minat petani milenial atau kaum muda untuk terjun ke bidang pertanian," ujar Yulfiardi.