Madiun – Musim penghujan sebentar lagi. Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan imbauan kewaspadaan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dalam waktu dekat di Jawa Timur. Karenanya, kesiapsiagaan patut untuk ditingkatkan khususnya terkait bencana hidrometeorologi tersebut.
"BMKG sudah menyampaikan akan ada hujan lebat. Bahkan, disertai angin dan petir. Karenanya, kita juga harus siap. Petugas kita turunkan untuk melakukan langkah-langkah antisipasi," kata Wali Kota Madiun Maidi usai Apel Kesiapsiagaan Bencana di Ngrowo Bening, Rabu (27/10).
Petugas, kata wali kota, akan langsung bergerak sesuai tupoksi masing-masing. Mulai pengecekan aliran sungai, pengecekan pohon-pohon besar, dan potensi kebencanaan lainnya. Wali kota menyebut potensi bencana masih tetap ada di Kota Madiun. Mulai banjir hingga pohon tumbang. Namun, pemerintah terus berupaya mengambil langkah antisipasi.
"70 persen pohon yang tinggi-tinggi sudah kita pangkas. Sudah kita rapikan tidak lebih dari 7 meter. Ini untuk antisipasi pohon tumbang," ungkapnya sembari menyebut ada 400 personel gabungan yang dilibatkan.
Sementara itu, pembangunan tangkis di sejumlah titik aliran sungai juga dikebut. Wali kota berharap pembangunan sudah beres sebelum hujan turun. Selain itu, wali kota juga mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Sampah, lanjutnya, sering kali menjadi penyebab banjir di sejumlah titik.
"Petugas kita siapkan, peralatan dan infrastruktur kita lengkapi, sedang masyarakat juga terus kita imbau agar ikut menjaga lingkungan," ujarnya.
Terkait wilayah rawan, wali kota menyebut masih di wilayah timur dan utara. Yakni, kiriman air dari Gunung Wilis dan Ponorogo. Seperti diketahui, aliran sungai bengawan juga terhubung dengan di Ponorogo. Karenanya, wali kota juga menginstruksikan pembersihan sampah di bengawan.
"Bencana bisa datang kapan saja. Prinsipnya, kita yang harus siap dan waspada," pungkasnya.